Ahad 27 May 2018 12:05 WIB

Jatah Makan Jamaah Haji Ditambah

Makanan yang dikonsumsi jamaah haji harus bercita rasa Indonesia.

Rep: Erdy Nasrul/ Red: Ratna Puspita
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) - Nizar Ali
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) - Nizar Ali

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Jamaah haji Indonesia akan mendapatkan tambahan jatah makan. Pada penyelenggaraan haji tahun ini, jamaah haji Indonesia akan mendapatkan jatah 40 kali makan. 

“Bertambah 15 kali dari jumlah sebelumnya," kata Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kementerian Agama Nizar Ali, saat memberikan pembekalan kepada 780 petugas haji di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Ahad (27/5).

Kebijakan ini pertama kali diterapkan pada 2015. Kala itu, jamaah haji menerima jatah makan sebanyak 15 kali. 

Kemudian, pada penyelenggaraan tahun berikutnya, jamaah haji mendapatkan jatah makan 24 kali. Setahun kemudian, jumlah itu bertambah jadi 25 kali. 

Menurut Nizar, jumlah tersebut masih kurang, karena seharusnya 50 porsi makan setiap jamaah haji. Namun, ada kendala yang dihadapi untuk memenuhi kondisi ideal tersebut, yaitu distribusi makanan.

Distribusi makanan mengalami kendala karena kondisi Makkah sudah padat menjelang puncak haji. Ketika Makkah sudah dipadati oleh jamaah haji maka kendaraan yang membawa makanan sulit untuk masuk. 

“Kalau dipaksakan maka makanan akan basi sehingga akan mubazir,” kata dia.

photo
Ilustrasi petugas pengelola Katering mendistribusikan makanan ke pemondokan jamaah haji Indonesia. (Republika/Nashih Nasrullah)

Sebetulnya, dia mengatakan, makanan bisa disiasati dengan lauk yang lebih bertahan lama, seperti rendang. Namun, hal tersebut akan dibicarakan lebih lanjut.

Nazir menambahkan makanan untuk jamaah haji Indonesia dipastikan harus bercita rasa Indonesia. Hal ini direalisasikan dengan melibatkan petugas koki dari Indonesia. 

Kemenag sudah menggandeng sekolah pariwisata jurusan tata boga untuk merealisasikan kebijakan tersebut. Sebenarnya, pemerintah menginginkan sebagian bumbu yang digunakan dikirim dari Indonesia. 

Namun, hal ini berkaitan dengan kesiapan asosiasi bumbu di dalam negeri. Kalau mereka tak sanggup, maka tak bisa dilaksanakan.

Kebijakan tentang makan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesehatan jamaah sehingga mereka lebih semangat melaksakan rentetan ibadah haji. Mereka juga tak lagi dipusingkan dengan mencari makan sendiri atau bahkan masak sendiri. 

“Kami akan terus mengevaluasi dan menghadirkan inovasi untuk jamaah haji kita," kata dia.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement