IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nur Syam mengatakan layanan jasa boga atau katering saat ini berbeda dengan pelayanan untuk jamaah haji Indonesia sebelumnya.
"Katering haji saat ini, cita rasa Indonesia, selera Indonesia, bukan pakai minyak unta," kata Nur Syam di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Ahad (27/5).
Di masa lalu, dia mengatakan jasa boga menyajikan makanan yang belum bercita rasa Indonesia. Makanan itu memiliki aroma menyengat yang tidak disukai banyak jamaah Indonesia.
"Sesuatu yang menyengat itu kerap dianggap orang Indonesia tidak enak kecuali untuk hal-hal tertentu. Rasa sudah kita uji coba. Jamaah haji zaman now dengan zaman old sudah berbeda," kata dia.
Saat ini, kata Sekjen Kemenag , pihaknya dan penyedia layanan jasa boga memiliki kesepakatan wajib ada koki dari Indonesia untuk menjaga kualitas hidangan. Hal itu agar sesuai cita rasa Indonesia.
Selain soal jasa boga, Nur Syam mengatakan Kemenag telah menyiapkan pemeriksaan biometrik jamaah seperti untuk pengambilan sidik jari dapat dilakukan di Indonesia. Dengan begitu, kata dia, waktu verifikasi data diri jamaah haji saat tiba di Arab Saudi dapat dipangkas setidaknya dua jam. Lewat skema itu, jamaah setiba di bandara Saudi tinggal melakukan pencocokan sidik jari dan mendapatkan stempel paspor untuk kemudian langsung menuju bus.
Kendati demikian, pengambilan data biometrik itu baru dilaksanakan di embarkasi Jakarta. Nantinya, skema itu akan diperluas untuk jamaah dari embarkasi lainnya di Indonesia.
Baca: Kemenag akan Coret Nama Petugas Haji yang tak Disiplin