IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Program bimbingan manasik haji di berbagai daerah yang rencananya dilakukan sebelum Ramadhan belum kunjung dilaksanakan. Terkait hal ini, Kementerian Agama (Kemenag) masih optimistis para jamaah akan mendapatkan bekal pengetahuan yang cukup sebelum ke Tanah Suci mulai pertengahan Juni nanti.
Direktur Bina Haji Kemenag Khoirizi H Dasir menyatakan, yang belakangan terjadi semata karena proses perubahan pengelolaan keuangan haji yang dijalankan pemerintah. “Ini tentu ada hal yang perlu disesuaikan. Insya Allah paling telat Juni sudah bisa dilaksanakan. Mudah-mudahan habis Lebaran semua sudah bergerak (melakukan manasik),” ujar Khoirizi di Asrama Haji Pondok Gede, Rabu (30/5).
Ia menjelaskan, prinsip pelaksanaan manasik dilakukan dalam dua pola. Dua pola tersebut adalah melalui unsur masyarakat, dalam hal ini kelompok bimbingan haji, dan yang dilaksanakan pemerintah.
Pola yang dilakukan swadaya oleh masyarakat, menurut dia, sudah dilakukan oleh seluruh kelompok bimbingan. Hal ini terkait persyaratan bahwa mereka sedikitnya harus 15 kali melakukan pembinaan manasik untuk calon jamaah yang mengikuti program mereka dengan anggaran maksimal Rp 3,5 juta.
Pola yang kedua dilaksanakan pemerintah, dalam hal ini Kemenag, melalui KUA kecamatan. “Ini yang belum dilaksanakan. Ini dilaksanakannya paling lambat bulan Juni. Kenapa? Sampai hari ini anggarannya itu masih sedang dalam proses,” kata Khoirizi.
Ia menuturkan, saat ini pencairan dana operasional haji sudah melalui Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), bukan lagi di Kemenag. Jadi, setelah Kemenag dan DPR menyepakati biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH) dan disahkan melalui keputusan presiden (kepres), mereka harus memohonkan dana itu ke BPKH sebelum biaya ditransfer ke daerah-daerah.
Sementara sejauh ini, BPKH masih menanti aturan turunan dari penetapan tersebut. “Betul, kira-kira begitu,” ujar Khoirizi.
Ia tak menyangkal, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya memang ada sedikit keterlambatan. “Itu kalau haji sudah biasa. Di penyelengaraan haji memang begitu. Tambal sana, bocor sini,” ujarnya bertamsil.
Bagaimanapun, Khoirizi optimistis keterlambatan manasik ini tak akan mengganggu persiapan para jamaah sebelum ke Tanah Suci mulai pertengahan Juli nanti. “Optimis. Orang itu kan cuma 10 hari dilaksanakannya. Kami hanya mengingatkan lagi regulasi dan aturan ibadah. Itu yang akan dijelaskan seperti itu,” ujarnya.
Ia menyatakan, seraya menunggu manasik, para jamaah bisa mempelajari sendiri doa-doa terkait ibadah haji. Selain itu, menurut dia, sudah ada buku manasik serta modul-modul yang dibagikan Kemenag untuk para jamaah. Jamaah, menurut Khoirizi, juga bisa mengikuti kelompok bimbingan atau mengundang sendiri orang-orang yang ahli untuk belajar secara mandiri.