Selasa 03 Jul 2018 12:57 WIB

Pekan Depan, Suhu di Saudi akan Mencapai Panas Ekstrem

Masyarakat diimbau tak keluar pas jam kerja.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Agung Sasongko
Burj Al-Mamlakah, landmark Riyadh lambang kemegahan kota.
Foto: NET
Burj Al-Mamlakah, landmark Riyadh lambang kemegahan kota.

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA -- Cuaca ekstrim akan melanda wilayah Arab Saudi pekan depan. Dilansir di Saudi Gazette, Selasa (3/7), suhu di beberapa kota di Kerajaan Saudi akan melewati 50 derajat Celcius. Seorang peneliti cuaca bernama Abdul Aziz Al-Hussaini menghubungkan kenaikan suhu pada pekan depan itu dengan perpindahan dari bintang Gemini.

"Periode ini akan melewati hari-hari terpanas tahun ini. Periode ini disebut 'Tabbakh Al-Tamr', karena ini adalah saat tanggal matang," kata Al-Hussaini kepada Al-Watan Arabic Daily.

Ia mengatakan, ciri-ciri khas pada periode dari 15 Juli hingga 15 Agustus akan terjadi malam-malam terpanjang dan hari-hari terpendek. Saat itu, suhu yang disertai oleh angin berdebu bisa mencapai 48 derajat Celcius di beberapa area.

Ia menuturkan, di daerah pesisir Provinsi Timur di mana ada angin laut akan melunakkan panas dengan temperatur akan mencapai 42 derajat Celcius. Pada saat bersamaan, menurutnya, suhu di beberapa area antara pantai timur dan provinsi Riyadh akan mencapai setinggi 50 derajat Celcius.

Sementara itu, Al-Hussaini menuturkan bahwa Qassim dan Al-Kharj akan memiliki suhu 48 derajat Celcius. Sedangkan wilayah Hafr Al-Batin dan Ahsa akan mendekati 50 derajat Celcius, dan Al-Jouf akan mencapai 46-47 derajat Celcius. Di seluruh kota, suhu akan berkisar sekitar 40-45 derajat Celcius.

Karena cuaca ekstrim itulah, Al-Hussaini mengingatakan masyarakat agar tidak keluar selama jam kerja. Khususnya, antara pukul 10 pagi dan 4 sore. Dia lantas menyarankan agar masyarakat menjauhkan diri dari tempat-tempat ramai, di mana suhu akan naik dan dapat membahayakan kesehatan masyarakat.

"Orang-orang harus mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan jika mereka keluar selama periode ini, harus minum lebih banyak air dan tidak boleh membiarkan anak-anak di bawah matahari," tambah Al-Hussaini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement