IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Jamaah haji Indonesia bisa mencetak visa secara mandiri pada tahun ini. Visa haji yang mereka cetak akan tetap dianggap dokumen resmi jika terverifikasi di sistem Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arab Saudi.
Menurut Kasi Pemvisaan Subdit Dokumen dan Perlengkapan Haji Ditjen PHU Kementerian Agama, Akhmad Jauhari, jamaah bisa secara mandiri memeriksa proses penerbitan visa haji mereka melalui laman “http://visa.mofa.gov.sa”. Di laman itu, jamaah tinggal memasukkan nomor paspor mereka atau nama depan untuk mengetahui sejauh mana visa mereka telah diproses.
Setelah memasukkan nomor paspor atau nama depan, jamaah nantinya diarahkan untuk proses selanjutnya. Jika pengajuan visa haji telah disetujui, maka jamaah bisa mengakses dokumen digital visa mereka dan mencetaknya. “Di-print berapapun resmi karena yang diperiksa bukan fisik, tapi catatan data di sistem komputer,” kata Jauhari di kantor Kemenag, Selasa (3/6).
proses pengurusan visa haji kementerian Agama
Ia mengatakan, proses ini akan sangat membantu para jamaah untuk mengetahui kepastian soal visa haji mereka. Kemampuan mencetak sendiri juga bisa menghindarkan kehilangan dokumen.
Sejauh ini, menurut Jauhari belum ada kendala berarti dalam proses pengajuan visa haji ke Kedutaan Besar Arab Saudi. Meski begitu, ditemukan kasus perbedaan ejaan nama dalam paspor yang diajukan untuk proses visa dengan nama yang digunakan mendaftar. Hal tersebut, kata Jauhari, bisa diselesaikan dengan menghadirkan jamaah dan mendatangkan saksi-saksi untuk memastikan identitas jamaah terkait.
Kendala selanjutnya, yang sejauh ini baru ditemukan satu kasus adalah persoalan jenis paspor. Menurut Jauhari, kebanyakan paspor terbitan lama tidak bisa terbaca sistem pemindaian e-hajj. Sementara petugas di Kemenag tak difasilitasi pengisian data manual. “Solusinya, ketika ada paspor yang tak bisa dibaca sistem kita konfirmasi ke operator sistem e-hajj di jeddah untuk menginput data manual,” kata Jauhari.
Sekarang jamaah bisa melakukan cek visa mandiri.
Hingga Selasa (3/6) petang, Subdit Dokumen dan Perlengkapan Haji Ditjen PHU mencatat sebanyak 8.861 visa haji telah diterbitkan pihak Arab Saudi. Sementara dokumen yang sudah diterima sebanyak 163.236 dari total kuota jamaah haji Indonesia sebanyak 221 ribu jamaah.
Sementara dokumen yang sudah masuk tahap pengelompokan sebanyak 139.248 dari yang telah diverifikasi sebanyak 142.683 pengajuan.
Kasubdit Dokumen dan Perlengkapan Haji Nasrullah Jasam menargetkan, tiap harinya bakal diselesaikan 8 ribu hingga 10 ribu visa haji. Dengan rerata tersebut, ia mengharapkan saat kloter pertama diberangkatkan pada 17 Juli nanti, visa untuk sekira 40 ribu jamaah dari 70 hingga 100 kloter sudah disetujui pihak Arab Saudi. Total kloter yang diberangkatkan dari Indonesia tahun ini sebanyak 278 kloter.
Nasrullah optimistis, keterlambatan penerbitan visa haji seperti tahun lalu tak terulang. Pasalnya, pihak Kemenag telag menyiapkan sejumlah langkah antisipasi. Di antaranya dengan menempatkan 33 petugas di Kedutaan Besar Arab Saudi. Begitu ada persoalan seperti kesalahan input nama, para petugas itu akan langsung selekasnya menyelesaikan.
"Kita berusaha semaksimal mungkin. Kalau dijamin (tak ada keterlambatan itu urusan Allah SWT. Tapi kita sudah belajar dari pengalaman tahun lalu,” kata dia di kantor Kemenag, kemarin.