Kamis 05 Jul 2018 12:47 WIB

Cita Rasa Katering Haji tidak Terlalu Manis atau Asin

Cita rasa makanan tersebut berada pada titik rasa yang moderat di lidah semua orang.

Seorang pegawai katering mendistribusikan makan siang bagi jamaah haji Indonesia. (ilustrasi)
Foto: Republika/Ani Nursalikah
Seorang pegawai katering mendistribusikan makan siang bagi jamaah haji Indonesia. (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, BEKASI -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berharap, makanan yang dipersiapkan oleh katering untuk jamaah haji Indonesia di Arab Saudi sesuai dengan selera (lidah) masyarakat. Meski demikian, cita rasa makanan tersebut berada pada titik rasa yang moderat di lidah semua orang.

"Kami di Kementerian Agama berusaha maksimal menyajikan makanan yang sesuai dengan selera jamaah haji kita. Meski demikian, karena masyarakat kita sangat beragam, kami harus berada pada titik moderat. Tidak terlalu pedas, tidak terlalu asin, dan tidak terlalu manis," kata Menag saat Pengukuhan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dan Meal Test Penerbangan Haji Embarkasi/Debarkasi Jakarta-Bekasi, di Asrama Haji Bekasi, Selasa lalu (3/07), seperti dilansir Kemenag.go.id.

Bersamaan dengan itu, Menag juga melakukan pembinaan karakter aparatur sipil negara di lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat. Menag menyatakan, Indonesia memiliki ragam jenis masakan terbanyak di dunia dibanding bangsa lain.

"Kita memiliki banyak variasi makanan, bermacam bumbu dan rempah-rempah. Jenis makanan khas kita terbanyak di dunia. Lidah kita pun sudah terbiasa dimanjakan dan sensitif dengan rasa dan suka membeda-bedakan makanan. Dampaknya, bagi yang suka pedas, ketika menjumpai makanan kurang pedas, maka akan protes. Begitu pula sebaliknya," ujar Menag.

Untuk itu, Kemenag mengambil pilihan moderat, tidak terlalu pedas, manis, asin, dan lainnya. "Ketahanan fisik kita beraneka ragam. Karenanya, meski juga berisiko diprotes dan belum bisa memuaskan, titik moderatlah yang kami pilih," ujar Menag. 

"Semoga para jamaah mau mengerti, jika makanan yang disajikan, rasanya masih kurang. Meski demikian, kepuasan jamaah tetap menjadi prioritas," katanya.

Menag melihat, PPIH akan mendapatkan ujian dalam melayani tamu. Untuk itu, dibutuhkan kesabaran dan keikhlasan. "Dalam melayani jamaah, kita akan mendapatkan dua hal; kepuasan dan ketidakpuasan. Jika jamaah puas, alhamdulillah. Namun, jika jamaah yang kita layani tidak puas dan //ngomel//, emosi, atau protes, maka ikhlaslah. Tidak usah dibantah. Untuk itu, mari kita tingkatkan kesabaran dan keikhlasan," ujar Menag.

sumber : kemenag.go.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement