IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama, Sri Ilham Lubis mengatakan akan ada penambahan petugas haji Indonesia di Mina. Pemerintah Indonesia telah mempersiapkan tenaga-tenaga khusus untuk mengawal jamaah di titik-titik yang selama ini tidak terpantau petugas.
Misalnya, di Armina di sepanjang perjalanan dari terowongan Mina ke tempat melontar jumrah di Al Muasin yang tahun lalu kosong dari petugas haji Indonesia. "Sepanjang terowongan itu akan disediakan petugas sehingga, jika ada jamaah haji membutuhkan bantuan, jamaah yang tidak mampu berjalan kaki lagi atau bermasalah, bisa cepat dibantu," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Senin (9/7).
Sebelumnya, ia mengatakan tidak ada petugas haji yang berjaga di terowongan Mina, terutama menuju Al Muasin. Namun, tahun diadakan penguatan petugas haji Indonesia di area itu karena mempertimbangkan kondisi jamaah.
Hal itu karena umumnya setelah melakukan pelemparan jumrah, kondisi fisik jamaah menurun dan jamaah tidak kuat berjalan kaki. Karena itu diperlukan petugas yang berjaga untuk melayani dan memberikan bantuan bagi jamaah haji Indonesia.
Baca juga: Banyak Jamaah Indonesia Tumbang di Terowongan Jamarat
Selain berbagai fasilitas tersebut, ia mengatakan jamaah haji Indonesia juga mendapatkan fasilitas makan sebanyak tiga kali dalam sehari ditambah dengan kelengkapan minuman. Di Arafah, jamaah yang baru tiba mendapatkan fasilitas berupa welcome drink berisi tiga botol air. Kemudian, jamaah haji yang tiba di Arafah sebelum waktu zhuhur juga diberi makan.
Secara keseluruhan, Sri menjelaskan semua petugas haji Indonesia akan diberi pembagian tugas oleh Tim Satuan Operasional Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Satop Armina). Para petugas haji itu akan ditempatkan di Mina (satgas Mina), Arafah (satgas Arafah), dan Muzdalifah (satgas Muzdalifah). Biasanya, Daerah Kerja (Daker) Jeddah bertanggung jawab untuk satuan tugas (satgas) Arafah. Kemudian, Daker Makkah bertanggung jawab untuk satgas Muzdalifah, dan Daker Madinah bertanggung jawab untuk satgas Madinah.
Sebelumnya, Direktur Bina Haji Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Khoirizi, mengatakan jumlah kloter tahun ini diperkirakan mencapai 511 kloter. Keseluruhan petugas haji kloter berjumlah 2.555 petugas, termasuk 1.022 petugas yang menyertai jamaah dari Kemenag dan 1.533 petugas dari Kementerian Kesehatan.
Setiap kloter disertai lima petugas. Mereka terdiri dari dua petugas dari Kemenag, yaitu Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI) sebagai ketua kloter dan Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI) sebagai pembimbing ibadah, ditambah tim kesehatan yaitu satu dokter dan dua perawat. Selain itu, jamaah juga disertai oleh petugas TPHD dan TKHD yang diangkat oleh gubernur.
Baca juga: Jamaah Indonesia Belum Dapat Ranjang Bertingkat di Mina