Sabtu 14 Jul 2018 00:23 WIB

Suhu Selama Musim Haji Diperkirakan Capai 50 Derajat Celcius

Suhu panas yang terbilang ekstrem ini dapat meningkatkan risiko heatstroke

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas kepolisian Arab Saudi menyemprotkan air kepada jamaah yang melintas menghindari risiko akibat cuaca panas di siang hari.
Foto: Republika/ Amin Madani
Petugas kepolisian Arab Saudi menyemprotkan air kepada jamaah yang melintas menghindari risiko akibat cuaca panas di siang hari.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Para calon jamaah haji akan dihadapkan dengan suhu udara yang cukup ekstrem selama beribadah di Tanah Suci. Suhu udara di Tanah Suci selama musim haji diperkirakan dapat mencapai 50 derajat Celcius. "Diperkirakan 40 hingga 50 derajat Celcius," ungkap Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusup Singka saat dihubungi Republika.co.idpada Jumat (13/7).

Suhu panas yang terbilang ekstrem ini dapat meningkatkan risiko heatstroke pada jamaah haji. Heatstroke merupakan kondisi emergensi yang terjadi akibat suhu tubuh meningkat secara berlebih. Salah satu pemicu heatstroke adalah paparan suhu udara yang panas dalam waktu lama.

Eka mengatakan risiko heatstroke pada jamaah haji dapat meningkat jika mereka kekurangan minum. Oleh karena itu, Eka menyarankan para jamaah haji untuk menjaga tubuh agar tetap terhidrasi. "Minum air sesering mungkin, jangan menunggu haus," lanjut Eka.

Baca: Menag: Persiapan Haji 2018 Lancar dan Sesuai Jadwal

 

Eka menyarankan calon jamaah haji untuk minum satu gelas air putih setiap dua jam. Di sela-sela itu, jamaah haji juga perlu menjaga agar tenggorokan selalu basah dengan minum air putih. "(Minum air putih) sedikit-sedikit juga bisa," jelas Eka.

Tak lupa, dia mengimbau jamaah juga perlu menghindari paparan matahari langsung sebisa mungkin. Paparan sinar matahari langsung bisa dihindari dengan penggunaan payung atau topi serta kacamata hitam. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement