Senin 16 Jul 2018 20:34 WIB

Haji Furoda Jangan Ambil Tempat Jamaah Haji Biasa

Kepadatan dan fasilitas toilte umum di Mina belum terpecahkan.

Rep: fauziah mursid/ Red: Muhammad Subarkah
Foto udara yang diambil dari helikopter, menunjukkan ribuan tenda pemondokan jamaah haji di Mina, Sabtu (27/10).   (Hassan Ammar/AP)
Foto: Hassan Ammar/AP
Foto udara yang diambil dari helikopter, menunjukkan ribuan tenda pemondokan jamaah haji di Mina, Sabtu (27/10). (Hassan Ammar/AP)

IHRAM.CO.ID,  JAKARTA--Wakil Ketua Komisi VIII DPR, Iskan Qolba Lubis, mengatakan  persoalan Mina dan wukuf di Arafah harus segara dituntaskan. Permasalahan yang kerap terjadi adalah kepadatan yang terjadi di Mina lantaran luas bidang tidak sebanding dengan jumlah jamaah haji

Menurutnya, kondisi itu diperparah dengan keberadaan jemaah haji furoda atau haji non kuota yang harus berbagi tempat dengan jamaah haji yang resmi diberangkatkan Pemerintah. Akhirnya kata dia, jamaah haji banyak yang tidak mendapat tempat saat bermalam di Mina sebelum beribadah wukuf di Arafah.

"Itu sudah setiap tahun keluhan kenapa jamaah haji furoda dimasukin dalam jamaah ONH biasa. Furoda itu mereka dapat visa haji tapi tidak ada fasilitasnya jadi dia dimasukan dalam kemah-kemah yang akhirnya jamaah haji yang sudah pasti dapat fasilitas ini nggak dapat tempat dan rebutan," ujar Iskan saat dihubungi wartawan, Senin (15/7).

Hal ini pun kata Iskan, dapat memicu persoalan saat pelaksanaan ibadah haji di antara jamaah. Menurutnya, Kementerian Agama semestinya melakukan langkah-langkah koordinasi dengan Pemerintah Arab Saudi terkait pengaturan jemaah haji di Mina tersebut.

"Memang itu berhubungan dengan Pemerintah Arab Saudi tapi kan Pemerintah Indonesia bisa melakukan lobi, salah satu penyebabnya pemerintah suadi menerima haji-haji furoda itu. seharusnya kan yang diterima haji itu dua jenis saja yakni haji yang diberangkatkan ONH dan kedua haji yang jadi tamu negara yang sudah ada fasilitasnya," ujar Iskan.

Selain itu, keberadaan fasilitas umum di Arafah juga menjadi perhatian Komisi VIII DPR. Setelah dipastikan tenda-tenda sudsh lebih baik, yang masih jadi persoalan adalah kurangnya jumlah toilet dibandingkan kunlah jemaah haji yang ada.

Sebab menurutnya, jumlah toilet yang disediakan harus sesuai standar dengan jumlah jemaah haji

"Jumlah WC itu terlalu sedikit seharusnya kan harus ada standar internasional kan, sekian orang dia butuh WC. Ketika dia hanya siapkan delapan misal, yang terjadi antrian panjang. sehingga porsi-porsi tertentu jelang Dzuhur di Arafah itu artinya kan saat-saat penting untuk ibadah tapi dia harus antri sejam hanya karena buang air saja," ujar Anggota Fraksi PKS tersebut.

Karena itu, ia pun meminta Kemenag untuk betul betul mempersiapkan di Mina maupun di Arafah."Artinya persiapan Arafah-Mina, Kemenag harus benar-benar teridentifikasi termasuk kepastian jamaah haji itu ikut wukuf, termausk yang sakit kan juga harus wukuf juga itu secara umum paling utama," ujar Iskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement