Rabu 18 Jul 2018 19:02 WIB

Menengok Dapur Masakan untuk Calon Jamaah Haji Indonesia

15 perusahaan dikontrak untuk menyediakan masakan untuk jamaah Indonesia.

Suasana dapur tempat proses pengadaan konsumsi untuk calon jamaah haji Indonesia.
Foto: MCH PPIH Arab Saudi
Suasana dapur tempat proses pengadaan konsumsi untuk calon jamaah haji Indonesia.

IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Konsumsi yang didapatkan jamaah  calon haji di Tanah Suci tahun ini tergolong istimewa. Selain jumlah paket katering yang diterima lebih banyak dibanding tahun lalu, citarasanya juga diupayakan khas masakan Tanah Air.

Tim Media Center Haji (MCH) diajak menengok proses pengadaan konsumsi tersebut oleh perusahaan Al Ahmadi di wilayah Al Azizia, Madinah, Rabu (18/7) pagi waktu setempat. Dapur yang digunakan memasak masakan untuk jamaah berukuran selebar lapangan basket.

Wartawan Republika.co.id, Fitriyan Zamzami yang berada di Madinah melaporkan, ada belasan tungku besar serta dapur khusus untuk memotong daging. Saat masuk, tidak tercium bau masakan yang baru diselesaikan pada subuh hari tersebut. Lantai dapur juga telah kering selepas dibersihkan.

Saat tiba, para pekerja sedang mengepak masakan di wadah alumunium untuk menjaga kehangatan. Pada wadah untuk makan siang itu tertulis juga jangka waktu ideal mengonsumsi. Paket yang dipak untuk makan siang, tertulis bahwa ia sebaiknya dimakan sebelum pukul 15.00 waktu setempat.

Puluhan pekerja berseragam biru nampak melakukan pengepakan tersebut. Mereka menggunakan sarung tangan plastik higienis dan penutup rambut serta apron plastik. Sebelum masakan diberangkatkan, paket dimasukkan ke dalam kotak penjaga suhu lalu ke truk box untuk menuju ke pemondokan.

Tim MCH juga dipersilakan mencoba menu hari itu. Menunya terdiri atas ayam filet tepung asam manis, sayur tumis brokoli, dan jamur, nasi putih.

Rasa ayamnya terasa agak pedas dengan rasa yang lebih dekat bumbu-bumbu Indonesia. Ada bawang putih terasa di masakan tersebut. Gurihnya juga pas dengan lidah Indonesia. Nasi yang digunakan merupakan beras Thailand. Ia berbeda dengan jenis nasi pera ala India atau Timur Tengah.

Kabid Konsumsi PPIH Arab Saudi Ahmad Abdullah mengatakan, mereka mengontrak 15 perusahaan untuk menyediakan masakan untuk jamaah. Seluruhnya menggunakan chef dari Indonesia meski pemiliknya rata-rata warga Arab Saudi. “Yang istimewa kita melatih dan mensertifikasi semua juru masak di Madinah dan sekarang sedang berjalan sertifikasi di Makkah,” kata Ahmad Abdullah di Madinah, Rabu (18/7).

Tak hanya melakukan sertifikasi, PPIH Arab Saudi juga akan melakukan pemeriksaan harian terkait operasional dapur dan pengawasan saat distribus dan pascadistribusi. “Hal ini untuk meningkatkan kualitas konsumsi jamaah,” kata Ahmad Abdullah. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement