Kamis 19 Jul 2018 18:54 WIB

Pemkab Bogor Lepas Kloter Pertama

Lima kloter akan diberangkatkan pada gelombang pertama pada 19 hingga 26 Juli 2018.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Agung Sasongko
Pemberangkatan kloter pertama calon jamaah haji dari Kabupaten Bogor, Kamis (19/7)
Foto: Republika/Zahrotul Oktaviani
Pemberangkatan kloter pertama calon jamaah haji dari Kabupaten Bogor, Kamis (19/7)

IHRAM.CO.ID,  BOGOR -- Bupati Bogor Nurhayanti melepas pemberangkatan jamaah haji kloter pertama dari Kabupaten Bogor, Kamis (19/7) sore. Pemerintah menjamin fasilitas transportasi para jamaah hingga menanggung biaya pengangkutan barang bawaan mereka.

"Saya berpesan kepada para jamaah agar menjaga kesehatannya selama perjalanan dan proses ibadah haji di lokasi tujuan. Saya harapkan jamaah mempersiapkan diri sebaik mungkin, mulai fisik hingga mental," ujar Nurhayanti dalam pidato sambutannya di Gedung Tegar Beriman, Kamis (19/7).

Jamaah yang diberangkatkan dalam kloter pertama berasal dari kloter 10 berjumlah 404 orang. Total jamaah haji Kabupaten Bogor tahun ini sendiri mencapai 3.363 orang yang terbagi dalam 13 kloter.

Lima kloter akan diberangkatkan pada gelombang pertama pada 19 hingga 26 Juli 2018. Setiap kloter berjumlah 404 jamaah.

Pada gelombang dua pemerintah akan memberangkatkan sembilan kloter dalam jangka waktu 29 Juli hingg 14 Agustus 2018. Kepada masyarakat yang belum bisa berangkat tahun ini, Bupati meminta untuk bersabar.

photo
Infografis Rencana Perjalanan Haji 2018
 

"Itu ketentuan pemerintah. Daftar tunggu ada 51 ribu jamaah kurang lebih sekitar 15 tahun," kata Nurhayanti.

Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bogor Syamsudin menjelaskan ada beberapa perbedaan dalam pelayanan calon jamaah haji tahun ini. Di antaranya jumlah makanan yang ditambah dari 25 kali tahun lalu menjadi 40 kali.

"Paling ada antara 4-5 hari tidak dikirim karena hari Mina dan pasca hari Mina. Jadi katering enggak bisa kirim ke hotel karena macet. Jamaah nanti beli sendiri dan sudah disiapkan living cost sekitar Rp 5,3 juta per orang," ujar Syamsudin.

Ia pun mengimbau kepada calon jamaah tidak membawa beras atau penanak nasi untuk keperluan makan. Syamsudin lebih meminta para jamaah mempersiapkan kondisi fisik dan kesehatan masing-masing.

Ia menyebut pemerintah telah menyiapkan enam orang pendamping di setiap kloter. Salah satunya termasuk tim kesehatan dari pemerintah provinsi maupun daerah.

Pelayanan yang meningkat diharapkan dapat mengurangi angka kematian jamaah asal Kabupaten Bogor yang tercatat sebanyak 11 orang tahun lalu. Lebih lanjut ia menyebut usia tertua jamaah yang berangkat tahun ini mencapai 99 tahun asal Kecamatan Cigudeg dan jamaah termuda baru 19 tahun asal Babakan Madang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement