IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Hampir 15 ribu jamaah haji Indonesia telah tiba di Madinah al Mukaromah melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz sejak Selasa (17/7) hingga Kamis (19/7). Data itu berdasarkan jumlah yang dihimpun hingga Kamis (19/7) pukul 15.00 waktu setempat.
Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) Arab Saudi Daker Bandara mencatat, sebanyak 14.812 orang jamaah telah di Madinah. Jamaah tersebut berasal dari sembilan embarkasi yang tergabung dalam 36 kloter.
Kloter yang telah tiba, di antaranya delapan kloter dari Embarkasi Solo (SOC) dengan jumlah jamaah 2.864 orang, tujuh kloter Jakarta-Bekasi (JKS) dengan jamaah 2.861 orang, enam kloter dari Embarkasi Surabaya (SUB) dengan jamaah 2.682 orang, dan empat kloter dari Embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG) dengan jemaah 1.561 orang.
Selain itu, tiga kloter dari Embarkasi Makasar (UPG) dengan jumlah jamaah 1.362 orang, dua kloter Embarkasi Lombok (LOP) dengan jamaah 909 orang, dua kloter Embarkasi Padang (PDG) dengan 785 jamaah, dua kloter dari Embarkasi Palembang (PLM) dengan 892 jamaah, dua kloter Embarkasi Batam (BTH) dengan 892 jamaah.
Dari pantauan, tak ada penumpukan jamaah di bandara sebelum menuju bus. Sementara itu, sedikitnya dua jamaah juga tiba dengan mengalami dehidrasi berat. Mereka langsung diinfus dan dibawa ke Klinik Kesehatan Haji Dari pantauan, tak ada penumpukan jamaah di bandara sebelum menuju bus.
Menurut Kepala Daker Bandara Arsyad Hidayat, sampai hari ketiga kedatangan jamaah haji, tidak terdapat kendala berarti. "Alhamdulillah semua berjalan sesuai dengan rencana. Ada sedikit kendala namun sudah diatasi," ujar Arsyad di ruang kerja Daker Bandara Madinah, Kamis (19/7/2018).
Sejumlah jamaah asal Lombok juga mengatakan masih dipindai empat jari kanan dan diambil fotonya meski telah menjalani perekaman biometrik di Tanah Air. Terkait laporan tersebut, Arsyad mengatakan, PPIH sedang melakukan upaya agar tidak terjadi lagi.
"Saya sudah berkomunikasi dengan Koordinator PPIH Arab Saudi (Dubes RI) untuk mengupayakan tidak dilakukan scan ulang biometrik, cukup verifikasi data," kata dia.