IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Sejak dibuka pada Selasa (17/7), Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah telah merawat sembilan pasien. Salah satu di antaranya adalah jamaah yang mengalami luka melepuh pada kaki karena tidak pakai sendal saat keluar pondokan.
Direktur KKHI Madinah Muhammad Yanuar menyebutkan, jamaah tersebut menitipkan sandal ke temannya saat ibadah di masjid Nabawi. Kemudian, pada saat pulang, yang bersangkutan tidak bertemu dengan temannya dan pulang ke pondokan tanpa alas kaki. "Jamaah ini nyeker (tidak beralas kaki), sehingga kakinya melepuh," ucapnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (19/7).
Yanuar berpesan agar jamaah tidak menitipkan sandal ke teman karena bisa menjadi masalah. Meski jaraknya dekat, jalanan menuju hotel sangat panas sehingga kaki dapat melepuh. Ancaman tersebut patut lebih diwaspadai untuk pasien dengan penyakit gula yang kakinya tidak merasakan panas tetapi ternyata kakinya melepuh. Yanuar juga menganjurkan kepada jamaah agar membawa sandalnya ke dalam masjid dengan menggunakan kantong plastik.
Sementara itu, KKHI juga menangani pasien psikiatri akibat dehidrasi. Yanuar mengatakan, Tim Gerak Cepat (TGC) menemukan jemaah tersebut sedang mengamuk di jalan. Kemudian tim TGC membawa ke KKHI.
Setelah diinfus dan diberi obat, diketahui jamaah tersebut mengalami dehidrasi. Yanuar menjelaskan, salah satu ciri khas orang yang mengalami dehidrasi adalah kehilangan fokus. Ia terlihat seolah-olah mengalami gangguan jiwa, padahal karena kekurangan minum.
Untuk itu, guna terhindar dari dehidrasi, Yanuar mengimbau jemaah untuk banyak minum. "Orang Indonesia biasanya takut banyak minum karena takut buang air kecil. Padahal di masjid Nabawi banyak toilet dan jarak ke hotel pun dekat. Kecuali kita punya penyakit tertentu yang tidak boleh banyak minum," ujarnya.
Bila menemukan jamaah seperti itu, Yanuar menganjurkan agar jamaah dibawa ke KKHI atau ke RS Arab Saudi Al Anshor, yang jaraknya lebih dekat dari masjid Nabawi. Untuk pasien yang dibawa ke RSAS cukup menunjukkan gelang sebagai identitas. Untuk itu, Yanuar meminta agar jamaah tidak sampai bertukar gelang untuk kenang-kenangan.
"Identitas kita adalah gelang. Jangan sampai jamaah haji gelangnya ditukar, nanti bisa repot. Karena di gelang ada nama dan kloternya. Ada jamaah yang saling bertukar gelang hanya karena ingin menyampaikan kenang-kenangan," kata Yanuar.