IHRAM.CO.ID, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin sedang menyusuri koridor Asrama Haji Sukolilo Embarkasi Surabaya, Jawa Timur, usai memeriksa fasilitas embarkasi, beberapa waktu lalu. Saat itu, sekelompok anak muda berseragam kemeja biru dongker dan celana warna khaki dengan desain kekinian menghampiri dan menyapa Menteri Lukman.
Menag seketika menghentikan langkahnya. “Wah ini darimana kalau seragamnya seperti ini?,” tanya Menag antusias.
Menag Lukman tengah berdialog dengan tim GAES di Embarkasi Surabaya (Foto: Kemenag.go.id)
“Kami petugas embarkasi Pak. Kami menamakan diri GAES (Gerakan Anak Embarkasi Surabaya) Pak,” sahut Riza, salah satu anak muda tersebut sambil menunjuk tulisan “GAES” yang terbordir di bagian sebelah kiri seragamnya.
Nama “GAES, awalnya merupakan plesetan dari kata sapaan antar personel. “Biasanya kan kita saling panggil ‘Hi guys..’. Nah biar bermakna, jadilah kami plesetkan,” jelas Riza.
“Kereeeennn...!!!” sahut Menag, yang terlihat cukup terkesan. Percakapan itu pun berakhir dengan sesi swafoto beberapa personel GAES dengan Menag Lukman.
Sebelumnya, pada saat persiapan keberangkatan jamaah, anak-anak muda ini terlihat berada di aula tempat para jemaah menerima dokumen keberangkatan. Mereka tampak dengan sabar memeriksa kelengkapan dokumen para jamaah, yang mayoritas lansia. Penasaran dengan anak-anak muda ini, maka tim Humas pun menyambangi tempat mereka di gedung Siskohat Embarkasi Surabaya.
Di lantai dua gedung Siskohat, tampak ruangan dengan rak-rak dokumen berjejer rapi. Di sana, terlihat belasan petugas berseragam “GAES” sedang merapikan dokumen-dokumen. “GAES ini anggotanya gabungan. Ada ASN Kanwil Kemenag Jatim bidang PHU (Penyelenggaraan Haji dan Umrah), maupun tenaga musiman yang kita rekrut selama musim haji ini,” kata Alif Azharudin, ASN pada Bidang PHU Kemenag Jawa Timur.
Menurut Alif, proses rekrutmen tenaga musiman ini dilaksanakan dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih optimal kepada jamaah haji. “Mereka direkrut selama empat bulan, mulai dari bulan April lalu,” tuturnya menjelaskan.
Keberadaan tenaga musiman ini, menurut Alif amat membantu kinerja Bidang PHU Kanwil Kemenag Jatim, khususnya untuk kegiatan penyiapan dokumen calon jamaah haji. Mengingat pada musim haji kali ini Embarkasi Surabaya melayani sebanyak 37.055 jamaah yang berasal dari tiga provinsi, Jawa Timur, Bali, dan NTT.
Alif menuturkan, bahwa untuk kepentingan pelayanan pihaknya merekrut sekitar 30 tenaga musiman untuk membantu penyiapan dokumen. “Kebanyakan yang kita rekrut memang anak muda, tapi ada juga yang sudah senior, lebih dari puluhan tahun menjadi tenaga musiman setiap musim haji,” kata Alif.
Salah satu tenaga musiman senior yang membantu penyiapan dokumen jamaah haji adalah Mbah Sugeng. Pria berusia 71 tahun ini, telah menjadi tenaga musiman sejak tahun 1985. “Saya sudah bantu embarkasi Surabaya ini sejak paspor itu masih ditulis pakai tangan,” ujar kakek dari satu orang cucu ini sambil terkekeh.
Mbah Sugeng merasa, memberikan pelayanan kepada jemaah haji yang hampir tiap tahun ia lakukan selama lebih dari 30 tahun ini adalah kesempatan yang tak ternilai harganya. “Insya Allah ada berkahnya,” ujar Mbah Sugeng sambil tersenyum.
Meski usianya sudah kepala tujuh, keberadaan Mbah Sugeng memberi arti tersendiri bagi tim dokumen Embarkasi Surabaya. “Catatan administrasi Mbah Sugeng ini paling rapi, walaupun dikerjakan secara manual. Karena catatan-catatan Mbah Sugeng ini, maka beberapa kasus dokumen dengan cepat dapat diselesaikan,” kata Alif menambahkan.
Perkembangan teknologi yang cepat dalam penyelenggaraan ibadah haji memang menuntut petugas untuk dapat fleksibel menggunakan teknologi. “Jadi kalau sudah urusan yang memerlukan teknologi, itu menjadi urusan kami yang muda-muda. Sementara untuk pengalaman mengurus kasus dokumen, kami banyak belajar dengan Mbah Sugeng,” kata Riza bercerita bagaimana kolaborasi dilakukan oleh mereka yang berbeda generasi.
Senada dengan Mbah Sugeng, mahasiswa S2 Universitas Airlangga ini pun menyampaikan bahwa ia merasa kesempatan melayani tamu Allah adalah hal yang luar biasa. “Pekerjaannya banyak, tapi insya Allah ndak terasa lelahnya. Semuanya di sini semangat melayani,” ujar Riza.