Selasa 24 Jul 2018 17:26 WIB

60 Persen Calhaj Jawa Barat Berisiko Tinggi

Mereka ada yang sakit stroke, diabetes melitus, demensia, atau penyakit paru kronis.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Andi Nur Aminah
Jamaah haji risiko tinggi (ilustrasi)
Foto: Istimewa/Media Center Haji
Jamaah haji risiko tinggi (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator Kesehatan embarkasi/debarkasi Asrama Haji Bekasi, Rahmat menyampaikan, jamaah calon haji (calhaj) asal Jawa Barat ada sebanyak 38.674 orang. Sebanyak 23.216 atau 60 persen jamaah calon haji asal Jawa Barat berisiko tinggi (risti).

"Mereka yang termasuk jamaah calon haji yang berisiko tinggi adalah jamaah calon haji yang sesuai dengan Permenkes 15/2016 tentang Istithaah Kesehatan Jamaah Haji, jamaah yang lanjut usia di atas 60 tahun. Mereka juga jamaah yang sakit stroke, diabetes melitus, demensia, penyakit paru obstruktif kronis, diare dan lain-lain," kata Rahmat kepada Republika.co.id, Selasa (24/7).

Ia juga berpesan kepada jamaah calon haji asal Jawa Barat agar menaati anjuran petugas kesehatan, menjaga stamina dan istirahat yang cukup. Selain itu, jamaah calon haji juga diimbau makan dan minum secara teratur. Pakai alat pelindung diri seperti masker, kacamata hitam dan pelindung terik matahari seperti payung saat berada di luar. "Hindari dehidrasi, minum yang cukup dan gunakan semprotan air, pakai alas kaki saat keluar pondokan," ujarnya.

Sebelumnya, Koordinator Bidang Kesehatan Embarkasi/Debarkasi Asrama Haji Jakarta Pondok Gede, Anas Ma'ruf menyampaikan, jamaah calon haji DKI Jakarta, Banten dan Lampung sebanyak 52,46 persennya berisiko tinggi. Jamaah calon haji dari DKI Jakarta paling banyak yang termasuk dalam golongan berisiko tinggi.

Berdasarkan catatan, diketahui sebanyak 61,5 persen jamaah calon haji asal DKI Jakarta berisiko tinggi. Sebanyak 49,7 persen jamaah calon haji asal Banten berisiko tinggi. Sebanyak 45,7 persen jamaah calon haji asal Lampung berisiko tinggi. "Kalau kita rata-ratakan (jamaah calon haji DKI Jakarta, Banten dan Lampung yang tergolong risiko tinggi, Red) ada 52,46 persen," kata Anas.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement