IHRAM.CO.ID, OLEH ERDY NASRUL dari Makkah
MAKKAH — Jamaah haji Indonesia sudah memadati Madinah. Di sana mereka melakukan ibadah arba’in. Pada malam hari ini, sebagian dari mereka akan selesai shalat berjamaah 40 kali di Masjid Nabawi, sehingga keesokan harinya berangkat menuju Makkah.
“Kita akan bersiaga melayani jamaah sakit. Sampai saat ini belum ada info akan ada pemindahan jamaah sakit dari Madinah ke Makkah,” kata Direktur Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Dr Nirwan Satria di Aziziah pada Selasa (24/7).
Berdasarkan pengalaman tahun lalu, di antara jamaah yang memerlukan bantuan medis adalah mereka yang mengidap diabetes. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kadar gula tinggi dalam darah yang tidak disertai kemampuan mengubahnya menjadi energi.
Nirwan mengatakan, jamaah yang sakit biasanya sudah mendapatkan catatan dan imbauan dari dokter di Tanah Air. Pengidap diabetes misalkan, pasti sudah mendapatkan anjuran untuk tetap mengonsumsi obat. “Mereka biasanya membawa obat-obatan dari Tanah Air untuk konsumsi selama musim haji,” katanya.
Tim kesehatan haji yang mendampingi jamaah juga dibekali dengan alat pemeriksaan gula darah. Pengidap diabetes dapat berkonsultasi kepada mereka untuk mengetahui setinggi apa kadar gula dalam darah mereka. Kalau terlalu tinggi meskipun sudah meminum obat, maka jamaah dipersilakan mendatangi KKHI. Tim dokter di sana akan mengobservasi. Obat untuk menurunkan gula darah sudah disiagakan.
Selama berada di Tanah Suci mereka dianjurkan untuk mengonsumsi makanan sesuai anjuran dokter. Mereka juga harus mengurangi aktivitas di luar ruangan dan tetap banyak minum seperti jamaah haji lainnya.
Jika kehilangan alas kaki saat beraktivitas di luar, Nirwan menganjurkannya untuk mendapatkan yang baru. “Kami sudah menyediakan alat pelindung diri (APD). Di dalamnya ada sandal. Silakan dibawa kemanapun,” katanya.
Berdasarkan pengalaman melayani jamaah, jamaah sering lupa meletakkan sandal saat beribadah di Masjid al-Haram. Akibatnya ketika hendak kembali ke hotel, mereka tidak mengenakan alas kaki. Sementara suhu mencapai 40 derajat celsius. Kaki mereka biasanya melepuh. Pengidap diabetes biasanya tidak merasakan sakit. “Kasus ini sudah terjadi di Madinah. Semoga tidak terjadi di sini,” kata Nirwan.
Jamaah mengidap diabetes biasanya adalah mereka yang dikategorikan istitha’ah (mampu) kategori dua. “Mereka butuh pendampingan, yaitu obat. Kalau penderita demensia (gangguan jiwa) yang masuk kategori ini pendampingnya adalah keluarga atau kerabat,” ujar Nirwan.
Infografis Cuaca Panas Saudi
Sebelum berangkat ke Tanah Suci, mereka menjalani pemeriksaan kesehatan bertahap hingga akhirnya diputuskan boleh berangkat ke Tanah Suci. Sejak memasuki asrama haji mereka dapat mengonsultasikan kondisinya kepada tim kesehatan yang ada di sana dan juga petugas kesehatan yang mendampingi jamaah di kelompok terbang (kloter).
Kepala Seksi Kesehatan Haji Dr M Imran menyarankan jamaah haji untuk menjaga kesehatan. Ibadah haji membutuhkan fisik yang prima. Mereka diimbau menghindari aktivitas selain ibadah. “Gunakan dan fokuskan fisik dan kondisi yang ada untuk beribadah terlebih dahulu. Ibadah haji sangat berbeda, membutuhkan banyak energi,” katanya.