Rabu 25 Jul 2018 16:44 WIB

Begini Persiapan Ibadah Jamaah ke Makkah

Niat adalah hal yang tak boleh dilupakan karena tanpa niat, umrah dan haji tidak sah.

Jamaah turun di tempat Miqat, Bir Ali untuk niat Ihram dan Haji
Foto: Republika/Endah Hapsari
Jamaah turun di tempat Miqat, Bir Ali untuk niat Ihram dan Haji

Laporan wartawan Republika.co.id, Fitriyan Zamzami dari Madinah, Arab Saudi.

IHRAM.CO.ID, MADINAH -- Jamaah gelombang pertama akan mulai meninggalkan Madinah menuju Makkah, Kamis (26/7) ini. Apa saja persiapan ibadah yang harus mereka persiapkan?

Konsultan Ibadah Haji Daker Madinah, Ahmad Kartono mengatakan, jamaah bisa melakukan ziarah wada’ alias ziarah perpisahan di Madinah. Caranya, sebelum berangkat jamaah melakukan shalat dua rakaat di Masjid Nabawi, kemudian berdoa meminta hajat yang bersangkutan. Setelah itu, menuju makam Rasulullah, menyampaikan salam dan shalawat, lalu mengadap kiblat dan berdoa meminta dimudahkan kembali ke dua kota suci, Makkah dan Madinah.

Selepas itu, sebelum menaiki bus, jamaah mandi dan berpakaian ihram di hotel. “Ini biar tak terburu-buru sesampainya di miqat di Bir Ali,” kata Kartono ketika menjelaskan persiapan keberangkatan pada jamaah asal Embarkasi Solo di Madinah, Rabu (25/7).

Setelah mandi dan ihram dan berada di bus, Kartono meminta jamaah agar selalu mengingatkan sopir agar berhenti dahulu ke miqat Bir Ali atau yang dikenal juga dengan nama Abyar Ali, atau Dzulhulaifah. “Ada kejadian tahun lalu sopir bablas ke Makkah saat jamaah belum niat ihram. Jadi harus diingatkan, ini hal yang krusial dan penting,” kata Kartono.

Semisal nantinya sopir tetap lupa dan melewati Bir Ali, selama masih dalam jarak puluhan kilometer bisa diminta kembali ke Bir Ali.

Jika jarak yang dilewati mencapai lebih dari seratus meter, sopir bisa diminta berhenti di tanda yang menunjukkan daerah yang sejajar dengan Miqat Juhfah. Jamaah kemudian bisa berniat dari situ.

Kalau sudah telanjur sampai Makkah, ada dua cara yang bisa dilakukan jamaah. Pertama, berniat dari hotel di Makkah. Tapi nantinya harus membayar dam. Kalau masih ada waktu, jamaah bisa meminta sopir membawa ke arah keluar Makkah sejauh dua marhalah atau sekitar 80 kilometer dan berniat ihra, lalu masuk kembali ke Makkah.

Sementara di Bir Ali, jamaah mesti langsung mengambil air wudhu dan masuk masjid. Di dalam masjid, mereka melakukan shalat sunah tahiyatul masjid dua rakaat. Kemudian bisa melaksanakan shalat dhuha bila masuk waktunya, atau bershalat wajib.

Setelah itu baru melaksanakan shalat sunah terkait ihram dua rakaat. “Harus sepakat sebaiknya setengah jam saja di Bir Ali,” kata Kartono.

Jika semua ibadah itu sudah selesai, jamaah bisa membaca niat umrah di masjid atau di atas kendaraan. “Ingat, karena tanpa niat, umrah dan hajinya tidak sah,” kata Kartono. Untuk berjaga-jaga, kata dia, niat dari hotel di Madinah juga boleh dilakukan.

Begitu tiba di Makkah, jamaah harus menyepakati bersama kapan harus ke Masjidil Haram untuk berumrah setelah beristirahat sejenak di pemondokan. “Ingat-ingat letak hotel dan pintu masuk Masjidil Haram biar tak tersesat,” ujar Kartono. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement