IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Ribuan jamaah haji di Madinah bergeser ke Makkah hari ini. Puluhan bus mengangkut mereka dalam perjalanan panjang.
"Jamaah berangkat dari Madinah pada pagi hari pukul 6.00 waktu setempat. Diperkirakan pada tengah hari mereka sampai ke penginapan wilayah Jarwal," kata Kepala Daerah Kerja Makkah Dr Endang Jumali di Syisyah pada Kamis (26/7).
Jika sudah sampai, mereka harus memahami kondisi geografis sekitar tempat tinggal. Makkah dikenal sebagai kawasan berbukit bebatuan. Jika menumpangi kendaraan mengelilingi kota suci itu, jamaah akan mendapati sejumlah bukit dari batu. Cuaca panas dengan suhu lebih dari 40 derajat celsius pada siang hari.
Masyarakat di sini lebih banyak beraktivitas pada sore hingga dini hari. Pada siang hari mereka lebih memilih berdiam di dalam ruangan dan mengurangi aktivitas di luar.
Masyarakat sekitar dan jamaah haji ramai beraktivitas di sana seperti berbelanja, beristirahat santai, dan beribadah. Mereka yang beribadah terkonsentrasi di area dalam masjid. Di sana mereka bertawaf, melakukan sa’i, dan berzikir.
Tak seperti di Madinah, penginapan jamaah dari satu hotel ke lainnya berjauhan. Jaraknya beragam, mulai ratusan meter hingga beberapa kilometer. Namun itu tidak menjadi penghalang jamaah untuk beribadah di al-Haram. "Kami menyediakan bus shalawat untuk mengantarkan jamaah ke al-Haram 24 jam," kata Endang.
Sebanyak 394 bus shalawat diadakan. Sebelas rute di seluruh Makkah menjadi jalur utama yang dilintasi armada tadi. Masing-masing bus akan datang menjemput di halte yang telah disediakan setiap lima menit.
Kepala Sektor Khusus Daker Makkah Slamet Budiono mengimbau jamaah haji untuk tidak tampil berlebihan. Jamaah wanita misalkan, tidak perlu berdandan yang menarik perhatian orang lain. Cukup tampil apa adanya. Fokusnya adalah ibadah kepada Allah berupa tawaf, sa’i, dan tahalul di al-Haram. Mereka juga bisa beribadah sunnah di sana, seperti itikaf sambil berzikir dan membaca Alquran.
Jamaah perempuan sangat dianjurkan untuk tidak mengenakan perhiasan. Kalau terlanjur dibawa ke Tanah Suci, maka lebih baik disimpan saja di dalam tas. "Ini untuk antisipasi. Kita tidak ingin ada orang tak bertanggung jawab melakukan hal buruk," katanya.
Etika dan sopan-santun juga harus dijaga. Slamet mengatakan, selama ini jamaah Indonesia sangat dihormati. Mereka dikenal ramah kepada orang lain dan giat beribadah. Aparatur setempat juga berkomunikasi dengan petugas seksus. Mereka akan dengan sendirinya mengarahkan jamaah haji Indonesia yang memerlukan bantuan ke pos seksus.