IHRAM.CO.ID, Laporan Wartawan Republika.co.id, Fitriyan Zamzami dari Madinah.
Tas ransel hitam itu gemuk. Hampir tak ada lagi sisa ruang di dalamnya. Risleting bagian bawahnya sudah rusak sedikit.
Ibu Ira, pemilik tas itu sudah menantinya di ujung pemindaian bea cukai Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz, Madinah. Namun lama tak juga tas keluar, begitu keluar alih-alih ke tangannya, malah direbut petugas bandara Arab Saudi. “Apa ni?” tanya jamaah perempuan asal Kota Pekanbaru itu saat tiba Kamis (26/7) petang.
Dengan bahasa Arab, sang petugas menunjuk-nunjuk tas Ibu Ira, dan membikin gestur agar tas itu dibuka. Sang jamaah kebingungan. Terlebih kala itu belum ada satu petugas pun mendampinginya.
Saat didatangi petugas, ternyata petugas Saudi meminta obat-obatan di tas jamaah tersebut agar dikeluarkan. Ada panik diwajah Ibu Ira. “Ndak ada obat-obatan berbahaya,” kata dia memelas.
Namun petugas Saudi bergeming. Mulailah tas dibongkar. Mukena dan sajadah dikeluarkan. Di tengah kepanikannya, Ibu Ira angkat suara “Hanya obat pening dan menceret-menceret itu," kata dia.
Benar saja, saat dikeluarkan, ada obat sakit kepala dan obat sakit perut di situ. Petugas-petugas Indonesia yang kemudian datang membantu jamaah bernegosiasi dengan petugas Saudi. Periksa-periksa sebentar, obat-obatan akhirnya boleh dibawa masuk.
Ibu Ira tersenyum lega. Dengan langkah mantap, ia berjalan ke bus menuju pemondokan.
Persoalan tertahannya obat di pemeriksaan saat barang bawaan keluar dari pesawat sedianya bukan barang langka di bandara. Jangankan milik jamaah, yang dibawa tim kesehatan pun tak jarang sempat tak boleh masuk.
Meski begitu, jamaah tak perlu khawatir. Petugas dan tenaga pendukung Indonesia di bandara hampir selalu bisa meloloskan jika obat-obatan itu memang untuk kepentingan jamaah.
Kasi Linjam Bandara Hasanuddin menyatakan, selain pembongkaran koper jamaah, sejauh ini keberadaan barang-barang jamaah di Bandara AMA Madinah tergolong aman. Belum ada obat-obatan milik jamaah yang disita petugas Saudi.
“Insya Allah kami bantu, para jamaah,” kata dia di Madinah. Syaratnya, obat legal yang dibawa jamaah tak terlalu banyak jumlahnya. Toh tim kesehatan yang mengawal jamaah di Tanah Suci biasanya sudah memiliki persediaan obat untuk jamaah.