Jumat 03 Aug 2018 05:20 WIB

Katering Haji Tingkatkan Ekspor Dalam Negeri

Jamaah haji Indonesia sangat strategis.

Kadaker Bandara PPIH Aran Saudi (kedua dari kiri) memeriksa masakan katering untuk jamaah Indonesia di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Senin (23/7)
Foto: Fitriyan Zamzami/Republika
Kadaker Bandara PPIH Aran Saudi (kedua dari kiri) memeriksa masakan katering untuk jamaah Indonesia di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Senin (23/7)

IHRAM.CO.ID, Laporan Erdy Nasrul, Wartawan Republika.co.id dari Makkah

MAKKAH — Konsulat Jenderal RI di Jeddah mencatat transaksi perdagangan dari Saudi ke Indonesia baru mencapai Rp 23 miliar berdasarkan catatan April. Jumlah tersebut diprediksi terus bertambah, karena makanan jamaah haji Indonesia harus bercita rasa Nusantara. Katering dipastikannya memesan sejumlah produk dari Tanah Air .

“Transaksi masih berjalan. Tim ekonomi kami selalu mendatangi distributor dan pemasok berbagai komoditas di Arab Saudi untuk mendata berapa banyak mereka menjual produk kita,” kata Konsul Jenderal RI di Jeddah M Hery Saripudin di Kantor Daerah Kerja Makkah pada Kamis (3/8) sore.

Musim haji tahun ini terasa berbeda dengan sebelumnya. Sebab, pemerintah Indonesia menyaratkan makanan jamaah dengan cita rasa Nusantara, sehingga pengusaha katering berupaya membeli berbagai produk Indonesia, seperti kecap, teh, kopi, dan sejumlah bumbu masakan. Hal ini diharapkannya berdampak positif terhadap peningkatan perekonomian nasional.

Pihaknya berharap tahun ini angka ekspor Indonesia ke Saudi tumbuh hingga 50 persen, sehingga produk Indonesia lebih mudah dijumpai di Tanah Suci. Keberadaan produk tersebut di pasaran dinantikan masyarakat Indonesia, baik pada musim haji maupun diluarnya. Jamaah umrah dan mukimin adalah orang-orang Indonesia yang selalu meramaikan Tanah Suci.

Jamaah umrah khususnya selalu berdatangan ke Tanah Suci di luar musim haji. Jumlah mereka semakin ramai pada saat Ramadhan. Persepsi masyarakat untuk berumrah pada bulan suci begitu tinggi. Kalau sudah di sini, mereka akan sangat senang bila menemukan produk dalam negeri tadi. “Mereka akan nyaman berbelanja produk sendiri, akan serasa seperti di kampung halaman. Ibadah mereka pun akan semakin giat,” kata Hery.

Dia menambahkan jamaah haji Indonesia sangat strategis. Jumlah mereka yang mencapai 221 ribu orang berdampak besar terhadap perekonomian. Mereka sudah pasti membeli berbagai produk Arab Saudi seperti di perkebunan kurma Madinah. Di sana jamaah haji dalam pernah dalam satu hari memborong hingga lima ton kurma.

Perkebunan di sana masih menyetok kurma untuk jamaah Indonesia gelombang dua dan negara lain. Area perkebunan itu masih akan menjadi destinasi jamaah setelah puncak haji.

Pihaknya meyakini ekspor Indonesia ke Arab Saudi akan semakin meningkat. Muassasah yang menjamin pelayanan jamaah haji Indonesia juga berkomitmen untuk berbuat lebih baik lagi. Mereka selalu mendengarkan pertimbangan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pelayanan jamaah haji.

Program katering baru-baru ini adalah salah satu upaya nyata untuk meningkatkan pelayanan jamaah sekaligus menyemarakkan produk Indonesia di Arab Saudi. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) selalu memfasilitasi berbagai pihak untuk dapat memanfaatkan momentum haji untuk meningkatkan perekonomian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement