Selasa 07 Aug 2018 12:40 WIB

Jamaah Harus Prioritaskan Haji

Jangan sampai meninggalkan yang utama untuk mengejar yang sunah.

Suasana Masjidil Haram Senin 11 Desember 2017.
Foto: Arsyad Hidayat
Suasana Masjidil Haram Senin 11 Desember 2017.

Laporan Wartawan Republika.co.id, Erdy Nasrul dari Makkah, Arab Saudi

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Jamaah haji diimbau menjaga staminanya dengan baik. Mereka harus dalam kondisi prima untuk melaksanakan rukun haji, yaitu yaitu wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, dan melempar jumrah aqabah di Mina (Armina).

 

Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Prof Dr Nizar Ali mengkhawatirkan kesehatan jamaah haji yang terlalu memporsir ibadah sunah, seperti umrah. Mereka bisa saja mengalami gangguan kesehatan sehingga pada puncak haji akan kesulitan, bahkan tak bisa melaksanakan Armina.

 

“Yang penting dalam konteks ini adalah stamina. Tidak boleh meninggalkan yang utama untuk mengejar yang sunah,” kata Nizar di Syisyah pada Selasa (7/8).

 

Menurutnya, lebih baik jamaah memprioritaskan yang wajib terlebih dahulu, yaitu Armina. Selesai melaksanakan wajib haji, jamaah akan lebih leluasa melaksanakan umrah sunnah dengan tetap menjaga kesehatan jasmani.

 

Dirjen PHU menjelaskan kesehatan adalah hal mendasar di Tanah Suci. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi berusaha menjaga kesehatan jamaah dengan memberikan asupan gizi hingga 2.500 kilokalori yang berasal dari beragam sajian makanan. Makanan yang dibungkus kotak alumunium foil itu berisikan nasi, lauk-pauk dan tumisan.

 

Stok air minum juga diperbanyak pada musim haji tahun ini. Jamaah mendapatkan air minum dari katering dan hotel setiap hari. Mereka juga tak kesulitan mendapatkan air minum di sekitar Masjidil Haram. Di sana mereka dapat menikmati Zamzam, air yang pertama kali diminum Nabi Ismail dan Hajar ketika mereka pertama kali menginjakkan kaki di Tanah Hijaz.

 

Upaya tersebut, menurut Nizar, harus didukung jamaah dengan menjaga asupan makanan dan menghindari kelelahan. Poin yang kedua ini menjadi catatan, karena banyak jamaah yang memporsir ibadah sunnah sehingga dikhawatirkan mereka nantinya kesulitan melaksanakan puncak haji.

 

Pembimbing ibadah (bimbad) harus mengedukasi jamaah untuk lebih mendahulukan ibadah wajib. Hal itu dilakukan dengan memberikan imbauan dan ceramah keagamaan di penginapan mereka. Tujuannya agar jamaah menjaga stamina dengan baik sehingga tidak mengalamai gangguan kesehatan ketika puncak haji.

 

Jamaah Kelompok Terbang (Kloter) JKG 08 Matnun (60 tahun) sudah melaksanakan umrah sunnah dua kali. Warga Jagakarsa Jakarta Selatan ini terlihat berihram bersama puluhan temannya di Masjid Tan’im pada Ahad (5/8). Mumpung di Tanah Suci, katanya, ingin memaksimalkan umrah. Sebab, kecil kemungkinan baginya untuk dapat berkunjung ke Tanah Suci pada waktu lain.

 

Meski sering melaksanakan umrah sunah, Matnun berjanji tetap menjaga kesehatan. Makanan katering yang diterimanya selalu dikonsumsi. “Makan harus teratur. Minum juga banyak, “ imbuhnya.

 

Sementara itu PPIH Arab Saudi mencatat sebanyak 145.630 jamaah asal Indonesia sudah tiba di Tanah Suci. Sebagian besar sudah berada di Makkah. Jamaah yang masih melaksanakan Arba’in di Madinah akan selesai dan diberangkatkan ke Makkah untuk melaksanakan umrah wajib.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement