IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Pendidikan Islam Jejen Musfah mengatakan melihat situasi di lapangan memang diperlukan kajian akedemis terkait masalah haji terutama manajemen pendaftaran haji yang masih mengalami antrean lebih dari 10 tahun.
"Selain itu, masalah jumlah kematian setiap musim haji merupakan sebuah keprihatinan karena banyak dari mereka yang berusia lanjut. Haji bukan hanya masalah kemampuan ekonomi tetapi juga masalah kemampuan fisik," kata dia kepada Republika.co.id, Selasa (7/8).
Kajian ilmiah juga perlu dilakukan terkait masalah katering, pelayanan, dan budaya jamaah haji Indonesia yang sering berbelanja. Begitu juga dengan besarnya jumlah jamaah haji Indonesia, sehingga layak jika petugas haji menjadi sebuah profesi.
"Petugas haji diharapkan tidak secara tiba-tiba menjadi pembimbing haji tetapi harus memiliki latar belakang pendidikan akademis," kata dia.
Dengan adanya program studi manajemen haji dan umrah, maka akan ada struktur kurikulum yang jauh lebih baik. Kualitas travel haji dan umrah pun akan semakin terukur profesionalitasnya ketika menggunakan tenaga terdidik.
Jejen berharap legalitas prodi ini dapat segera diajukan ke Kemenag. Karena kebutuhan mereka tak hanya untuk skala lokal saja tetapi juga skala nasional.
Baca juga: Kemenag Kaji Fakultas Haji-Umrah di PTKI