Kamis 09 Aug 2018 14:33 WIB

Petugas Imbau Jamaah Tetap di Tenda Saat Wukuf

Jamaah juga diharapkan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat keluar tenda.

wukuf
Foto: rep
wukuf

IHRAM.CO.ID, Oleh: Fitriyan Zamzami dari Jeddah

JEDDAH -- Petugas haji Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi diinstruksikan membujuk jamaah agar berwukuf di Arafah dalam tenda. Hal ini terkait panasnya sengatan matahari di Arafah pada puncak haji yang dikhawatirkan mengganggu kesehatan jamaah.

Kepala Satuan Operasional Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina) Jaetul Muchlis mengatakan, petugas mesti mengedukasi jamaah agar tak keluar tenda pada saat menjalankan wukuf di Arafah. Imbauan dan edukasi itu bisa dengan alasan syar’i maupun kesehatan.

Dengan alasan syar’i, jamaah diharapkan berdiam di tenda karena substansi dari wukuf adalah berdiam diri. Mereka sebaiknya tak banyak bergerak, apalagi sampai keluar tenda. “Kalau dari segi kesehatan, alasannya karena cuaca akan sangat panas di Arafah,” kata Jaetul dalam paparannya di Jeddah, Rabu (8/8) malam.

(Baca Sebelumnya: Haji Jangan Dinodai Pelanggaran Hukum)

Menurut dia, suhu di Arafah pada puncak haji nanti bisa mencapai 53 derajat celcius. Cuaca panas itu ditimpali kelembaban rendah sehingga jamaah tak merasa haus meski tubuh telah kekurangan cairan. Hal ini berbahaya karena bisa memicu dehidrasi akut yang bisa berujung macam-macam gangguan kesehatan.

“Sebab itu, petugas diharapkan terus mengedukasi jamaah soal hal ini,” kata dia.

photo
Menyisati Cuaca Ekstrem di Saudi

Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka juga menitipkan sejumlah pesan bagi Tim Preventif dan Promotif (TPP) dan Tenaga medis di masing-masing Kloter (TKHI) untuk disampaikan pada jamaah menjelang puncak haji. Utamanya, agar jamaah haji mempersiapkan diri dengan baik untuk melaksanakan tahapan ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan juga Mina (Armina).

Jamaah juga diimbau makan teratur agar tubuh bertenaga dan tidak mudah sakit. Selain itu, sering minum tidak menunggu haus. “Saat Armina nanti suhu di Makkah diperkirakan makin panas. Waspadai risiko kekurangan cairan dan heat stroke,” kata dia dalam keterangan yang dilansir kemarin.

Jamaah juga diharapkan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat keluar pondokan atau tenda termasuk saat antre di toilet di Armina. Selanjutnya, mengurangi aktivitas fisik yang tidak perlu dan menyimpan tenaga untuk menyelesaikan Armina. “Kurangi aktivitas di luar tenda saat Armina,” kata dia.

Pesan selanjutnya adalah mengkonsumsi obat-obatan yang dianjurkan, mengkonsultasikan kesehatan bagi jamaah resiko tinggi, membawa dan mengkonsumsi minuman oralit saat di Armina, serta saling peduli serta saling menjaga antar jamaah, minimal yang sekamar atau seregu.

Jamaah juga diharapkan membawa pisau cukur sendiri dan tidak dipinjamkan atau meminjam milik orang lain, tak naik ke atas bukit atau tebing serta bebatuan dan tidak berbaring di jalan atau di kolong kendaraan yang terparkir, memilih rute melempar jamarat yang aman dan sudah direkomendasikan oleh petugas haji Indonesia, tidak memaksakan diri melempar jamarat ketika kondisi kesehatan tidak memungkinkan, dan melontar jamarat mengikuti waktu yang sudah ditentukan oleh pemerintah Arab Saudi.

Untuk jamaah Indonesia waktu melontar yang disarankan untuk tanggal 10 Dzulhijjah yaitu setelah ashar atau setelah maghrib dan pada tanggal 11 Dzulhijjah setelah Subuh. “Jika melontar di waktu selain itu akan berisiko terpapar suhu yang sangat panas dan berdesakan dengan jamaah dari negara lain yang postur tubuhnya lebih besar dari jamaah Indonesia,” ucapnya.

Jamaah juga diharapkan berhati-hati jika menggunakan tangga berjalan atau eskalator di area jamarat karena posisinya yang curam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement