Kamis 09 Aug 2018 17:48 WIB

Tim Medis Fokus di Makkah

Ada 14 jamaah haji yang dirawat di RS Arab Saudi di Madinah.

Petugas Kesehatan Haji Indonesia (PKHI) menyiapkan peralatan medis di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Aziziyah, Makkah.
Foto: Republika/Nasih Nasrullah
Petugas Kesehatan Haji Indonesia (PKHI) menyiapkan peralatan medis di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) di Aziziyah, Makkah.

IHRAM.CO.ID, Oleh: Erdy Nasrul dari Makkah

MAKKAH -- Sampai dengan 8 Agustus 2018 ada lima jamaah haji yang masih dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah. Pasien lainnya telah dievakuasi ke KKHI Makkah.

“Insya Allah lima jamaah haji yang tersisa di KKHI Madinah akan dievakuasi ke KKHI Makkah,” kata Direktur KKHI Madinah M Yanuar di Madinah, Rabu (8/8).

Pada hari ini, tim medis dari KKHI Madinah akan bergerak ke KKHI Makkah. Tetapi, KKHI Madinah tetap menyiagakan tim untuk memantau 14 pasien yang masih ada di RSAS Madinah.

PPIH mencatat masih ada 14 jamaah haji yang dirawat di RS Arab Saudi di Madinah. Mereka akan terus dipantau PPIH yang bekerja sama dengan dokter penanggung jawab pasien (DPJP) di seluruh rumah sakit tersebut.

Yanuar menjelaskan, tim KKHI Madinah yang bergerak ke Makkah nantinya akan kembali lagi ke Madinah setelah prosesi ibadah haji. Mereka akan tetap memberikan pelayanan kesehatan.

“Kami akan kembali lagi ke Madinah untuk mempersiapkan gelombang dua jamaah haji yang berasal dari Makkah yang akan masuk ke Madinah. Kami siapkan kembali seluruhnya bila ada jamaah haji Indonesia yang membutuhkan pertolongan di Madinah nanti,” kata Yanuar.

Kepala Pusat Kesehatan Haji, Eka Jusuf Singka menyebutkan, sebanyak 67,24 persen jamaah yang sudah tiba di Makkah adalah berisiko tinggi (risti) kesehatan. Umur mereka di atas 60 tahun atau ada penyakit sebelumnya di Indonesia.

Kepada jamaah haji gelombang dua yang baru tiba di Makkah, Eka menegaskan agar tidak menghabiskan tenaga untuk aktivitas yang tidak penting. “Simpan energi untuk wukuf nanti. Siapkan stamina. Batasi aktivitas untuk kegiatan yang tidak penting,” kata Eka.

Untuk jamaah gelombang satu, Eka menyatakan pengalaman sebelumya di Madinah dapat dipakai untuk bekal menghadapi wukuf. Dia mengimbau jamaah berpenyakit jantung untuk mengukur kemampuan diri. Mereka harus membawa obat di tas kecilnya kemana pun berada dan meminumnya secara teratur.

Baca juga: Petugas Haji Bantu Jamaah Pingsan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement