Kamis 16 Aug 2018 06:40 WIB

Uang Saku Jamaah Dipakai Saat Katering Berhenti Sementara

Harga makanan di sekitar Makkah bervariasi, mulai 15 riyal hingga 30 riyal.

Pekerja Indonesia menjual makanan khas Indonesia, seperti nasi kuning, nasi goreng, nasi campur, dan soto ayam usai Subuh di taman depan Masjid Bimbas, Sektor 5, Syisyah, Makkah, Arab Saudi.
Foto: Republika/Ani Nursalikah
Pekerja Indonesia menjual makanan khas Indonesia, seperti nasi kuning, nasi goreng, nasi campur, dan soto ayam usai Subuh di taman depan Masjid Bimbas, Sektor 5, Syisyah, Makkah, Arab Saudi.

IHRAM.CO.ID, Oleh: Erdy Nasrul dari Makkah. Arab Saudi

MAKKAH -- Jamaah diimbau bijak menggunakan biaya hidup sebesar 1.500 riyal yang dibagikan saat berada di embarkasi. Uang tersebut sebaiknya digunakan pada saat makanan dari katering berhenti sementara menjelang puncak haji.

Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifudin menjelaskan, uang tersebut harus dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pokok jamaah. “Pada H-3 hingga H+2 fase Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) layanan katering dihentikan karena tidak ada angkutan,” kata Lukman di hadapan jamaah yang menginap di Hotel Zamazim ar-Raudhah bernomor 414 kawasan Raudhah, Makkah, Rabu (15/8).

Lagi pula, kebijakan menghentikan distribusi dan produksi makanan katering dan juga transportasi dari penginapan menuju Masjid al-Haram tidak sembarangan. Rujukannya adalah keputusan Komisi Tertinggi Pengawas Transportasi Haji Saudi yang melarang moda transportasi beroperasi di Makkah pada periode tersebut.

Banyak jalan ditutup mulai Kamis (16/8) hingga prosesi haji selesai pada 13 Dzulhijah atau akhir hari Tasyrik. Ketika itu semua jamaah haji sudah menyelesaikan rukun dan wajib haji dengan sempurna. Bahkan, sebagian di antara mereka sudah lebih dulu selesai melaksanakan rangkaian haji sehari sebelumnya (nafar awal).

photo
Puluhan pedagang kaki lima menggelar barang dagangannya di taman depan Masjid Bimbas, Sektor 5, Syisyah, Makkah, usai subuh. Pelanggannya didominasi jamaah haji Indonesia.

Sejak Kamis (16/8) hingga prosesi Armina, jamaah dapat menggunakan biaya hidup tadi untuk membeli makanan sehari-hari. Harga makanan di sekitar Makkah bervariasi, mulai 15 riyal hingga 30 riyal. Makanan khas Arab biasanya berupa shawarma dengan daging panggang yang dibungkus tortila.

Ada pula yang berupa nasi khas Arab, seperti mandhi dan bukhori yang ditaburi daging kambing yang lembut. Masakan ini dibuat dari perpaduan bawang, kapulaga, jintan, ketumbar, lada, kayu manis, tomat, dan lainnya. Nasi dimasak dengan kuah kaldu daging yang direbus hingga empuk.

Menu tersebut mudah ditemukan di banyak tempat makan. Sedangkan, menu masakan Indonesia hanya dijual di sejumlah restoran besar. Ada juga warga Indonesia yang tinggal di Saudi (mukimin) yang nekat menjual nasi bungkus dengan lauk khas Indonesia secara diam-diam.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement