Senin 20 Aug 2018 11:41 WIB

Petugas Antisipasi Kerawanan

Yang paling diwaspadai adalah persoalan cuaca pada siang hari.

Jamaah haji Indonesia bersiap menuju Arafah dari Makkah, Ahad (19/8). Mereka akan diinapkan di Padang Arafah menjelang pelaksanaan wukuf pada Senin (20/8).
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Jamaah haji Indonesia bersiap menuju Arafah dari Makkah, Ahad (19/8). Mereka akan diinapkan di Padang Arafah menjelang pelaksanaan wukuf pada Senin (20/8).

IHRAM.CO.ID,  OLEH ERDY NASRUL dari Makkah

MAKKAH — Satuan Operasi Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Sat Ops Armina), menyiapkan sejumlah langkah untuk mengantisipasi kerawanan puncak haji. Yang paling diwaspadai adalah persoalan cuaca pada siang hari yang merupakan waktu awal prosesi wukuf pada Senin (20/8) dan mabit di Mina sehari kemudian.

Kepala Sat Ops Armina Jaetul Muchlis mengatakan cuaca di area Armina pada siang hari cukup panas. Suhu diperkirakan mencapai 50 derajat celsius. “Panasnya luar biasa. jamaah harus betul-betul menjaga diri,” kata Jaetul di Arafah pada Senin.

Petugas kesehatan acap kali mengimbau jamaah untuk mewaspadai kerawanan ini. Panas yang ekstrem terasa membakar kulit. Sendal yang terjemur akan terasa begitu panas sehingga mengakibatkan ketidaknyamanan pemakainya.

Baca: Spiritualitas Kemanusiaan Haji

Jamaah yang mengenakan kain ihram dalam kondisi terjemur di siang hari akan merasakan sakit kepala. Stress dapat dengan mudah meningkat. Jaetul mengimbau jamaah lebih banyak beraktivitas di dalam tenda. Di sana mereka menghabiskan waktu untuk beribadah: zikir, baca Alquran, dan melaksanakan shalat sunah.

“Tim Promotif dan Preventif (TPP) yang akan mengedukasi jamaah,” ujar Jaetul.

Kepala Seksi Kesehatan Makkah Dr M Imran mengimbau jamaah untuk tidak takut minum. Dia menyayangkan pesan liar yang menyarankan jamaah mengurangi minum karena toilet tidak memadai. Padahal konsumsi cairan diperlukan untuk menjaga keseimbangan badan.

Kekurangan cairan mengakibatkan jamaah kehilangan kesadaran. Bahkan mereka bisa hilang kontrol sehingga berbicara tak tentu arah. Pada tingkatan lebih parah, jamaah mengalami kejang panas (heatstroke) sehingga mereka harus ditenangkan.

Baca Juga: Amirul Hajj: Jokowi Titip Doa Arafah

Berbagai dampak panas ekstrem ini harus diantisipasi dengan banyak minum dan asupan gizi yang cukup sehingga keseimbangan badan tetap terjaga. “Kami tak bosan untuk selalu memberikan imbauan. Ini demi kebaikan jamaah,” kata Imran.

Selama prosesi Armina, jamaah disebar di berbagai kompleks tenda. Jamaah yang memerlukan bantuan dapat langsung menghubungi mereka dan menyampaikan keluhan yang dialami. Petugas akan merespons berbagai permasalahan jamaah.

Selama di Arafah Satgas Arafah mendirikan 11 pos yang masing-masing melingkupi sejumlah kompleks tenda atau maktab. Di setiap maktab ada tujuh petugas yang berjaga secara bergiliran.

Direktur Bina Haji Kementerian Agama (Kemenag) Khoirizi H Dasir mengatakan kehadiran petugas akan menenangkan hati jamaah. Di saat tersasar di Arafah, kemudian menemukan petugas, maka jamaah akan merasa terlindungi. “Karena itu petugas harus lebih memaksimalkan waktu untuk membantu jamaah. prosesi puncak haji akan banyak menghabiskan tenaga,”

Khoirizi mengatakan amanah petugas adalah memberikan pelayanan dan perlindungan kepada jamaah haji. Para jamaah berkonsentrasi untuk beribadah selama menjalani prosesi Armina.

Memberikan pelayanan dan perlindungan merupakan bagian dari ibadah. “Membantu jamaah haji juga diganjar pahala yang besar. Para petugas, jangan takut tidak menjadi haji mabrur. Semuanya sama-sama berpeluang,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement