IHRAM.CO.ID, Oleh: Fitriyan Zamzami dari Makkah, Arab Saudi
MAKKAH -- Sejumlah jamaah mengeluhkan kondisi tenda haji Indonesia di Mina. Dari persoalan ruangan yang tak cukup guna menampung serombongan hingga persoalan bercampurnya jamaah laki-laki dan perempuan jadi sorotan.
“Tolong disampaikan, kasihan ini jamaah-jamaah tidur di jalan-jalan,” kata Maemun (50 tahun) seorang jamaah Kloter 14 Medan yang tinggal di salah satu tenda di Maktab 49, Mina, Selasa (21/8) malam.
Di luar tendanya, memang nampak sejumlah jamaah laki-laki nampak tidur di jalan yang memisahkan tenda-tenda di maktab tersebut. Mereka menuturkan, tak dapat tempat di dalam yang sudah terlalu penuh.
Ratusan jamaah Indonesia juga nampak tidur tercecer di Masjid Bar, tak jauh dari maktab-maktab 20-30-an. Salah satunya, Bima (24 tahun) asal Pekayon, Bekasi. Ia mengatakan terpaksa tidur di wilayah masjid karena tenda-tenda tak muat menampung mereka.
Sementara masjid itu sendiri sedianya sudah penuh dengan jamaah dari negara-negara lain seperti Turki dan Pakistan. “Nyari tempat yang luas di masjid ternyata juga penuh,” kata dia.
Di tenda-tenda lain di Maktab 70 dan Maktab 69 juga nampak satu tenda ditempati jamaah laki-laki dan perempuan sekaligus. Hal ini memaksa para perempuan mengantri panjang di toilet-toilet untuk berganti baju.
Ian Joseph seorang jamaah Kloter 69 Jakarta-Bekasi juga menuturkan terjadinya kekacauan pembagan di tendanya di Maktab 30. Menurutnya, beberapa kloter dengan rombongan di bawahnya tidak mendapatkan ruangan. Selain itu, terjadi juga beberapa perubahan tenda, sehingga tenda yg sudah berisi barang yang sedang melontar jumrah dikeluarkan oleh kloter lain. “Dan terjadi beberapa kehilangan barang, termasuk saya kehilangan satu buah tas dan barang,” kata dia.
Kloter 69 Jakarta-Bekasi di Maktab 30 dari Kabupaten Bandung itu, ada rombongan delapan yang beranggotakan 43 orang. Mereka hanya mendapatkan satu ruangan kecil untuk wanita. Menurutnya tenda kloter juga ditandai oleh Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) sehingga seluruh jamaah pria yang berangkat tak bersama KBIH bersangkutan terpaksa tidur di jalan antar tenda.
Sebagian perempuan yang sebelumnya sempat tidur di jalan juga akhirnya dititipkan ke KBIH tersebut. “Kedepannya saran saya agar dipilih ketua maktab dan ketua kloter yang kompeten dan bisa mengambil keputusan, bukan dilakukan hukum rimba di maktab,” ujar pria yang di Tanah Air berprofesi sebagai pakar telekomunikasi tersebut.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyadari kondisi yang dialami jamaah. “Kami mohon maaf belum bisa memberikan yang terbaik. Bapak ibu berdesak-berdesakan di tenda ini dan kondisi toilet yang tak nyaman,” kata Menteri Agama saat meninjau para jamaah di Mina, Selasa (21/8) malam.
Ia sebelumnya juga telah mengatakan akan meminta pihak Arab Saudi menyediakan tenda-tenda yang lebih representatif. Setidaknya, bisa disediakan tenda-tenda dengan tempat tidur bertingkat. Kendati demikian, setidaknya pada musim haji tahun ini, permintaan tersebut belum dipenuhi.