MAKKAH -- Sejumlah jamaah haji Indonesia meninggalkan maktab masing-masing untuk bermabit di pelataran di luar Jamarat. Sebagian mengambil langkah itu sehubungan lokasi maktab yang cukup jauh dari Jamarat.
“Maktab kami di Mina Jadid, makanya di sini Mabitnya,” kata Helen (40 tahun) seorang jamaah asal Riau, Rabu (22/8) malam waktu setempat. Ia datang bersama Kloter 07 Embarkasi Batam yang tinggal di Maktab 12. Maktab tersebut terletak di Mina Jadid yang letaknya sekitar 7,5 kilometer dari Jamarat.
Ia bersama anggota rombongannya nampak memenuhi pelataran di bawah jembatan kedua menuju Jamarat.
Wilayah Mina Jadid adalah lokasi di perbatasan Muzdalifah dan Mina. Seturut penafsiran ulama-ulama terkini, lokasi itu masuk Muzdalifah sebelum pukul 00.00 dan kemudian masuk wilayah Mina pada waktu berikutnya. Keputusan itu diambil seturut lokasi Mina yang kian sempit untuk menampung jutaan jamaah dari berbagai penjuru bumi.
Tak hanya dari Riau, jamaah dari Rangkas Bitung juga nampak bermabit di lokasi tersebut. Buat mereka, alasannya bukan lokasi maktab yang jauh. Sebagian bermabit karena mengatakan tak mendapat ruang istirahat di tenda-tenda di maktab. “Buat rebahan saja susah di tenda,” kata Dedi (50 tahun) salah seorang jamaah dari kloter tersebut.
Mereka berencana bermabit hingga lewat pukul 12 malam. Selepas itu kembali ke maktab dan menunggu untuk melengkapi lempar jumrah keesokan harinya.
Bermabit di wilayah pelataran itu bukannua tanpa resiko. Di lokasi-lokasi tertentu, askar-askar Arab Saudi kerap mengusir jamaah yang berdiam sejenak. “Tariq ya Hajj, tariq!” ujar mereka melalui pelantang di mobil-mobil patroli.
Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPHI) memberlakukan imbauan waktu melontar jumrah bagi jamaah Indonesia. Terkait larangan tersebut, jalan menuju Jamarat nampak baru dipenuhi jamaah Indonesia selepas Maghrib.
Kondisi menuju jamarat memang nampak ramai dipenuhi jamaah dari berbagai negara pada Rabu (22/8) sore waktu setempat. Mereka biasanya mengejar waktu afdhal untuk melontar jumrah. Jalan-jalan menuju jamarat dari arah Makkah dan Mina sudah nampak dipenuhi manusia dari berbagai negara. Masing-masing sudah berganti pakaian khas negara masing-masing.
Begitu Maghrib menjelang, jamaah Indonesia mulai nampak turun ke jalan. Hal tersebut menyusul diberlakukannya imbauan larangan melontar jumrah sejak pagi hingga pukul 18.00 waktu setempat. “Kami berangkatnya dari jam lima sore dari penginapan,” kata Uher (45 tahun) jamaah asal Banten.