Ahad 26 Aug 2018 12:04 WIB

Kepulangan Jamaah Sakit Diprioritaskan

Jamaah sakit mungkin tidak mendarat di bandara tempatnya berangkat.

Rep: Fitriyan Zamzami/ Red: Indira Rezkisari
Petugas kesehatan menangani jamaah yang menderita sakit di Mina, Rabu (22/8).
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Petugas kesehatan menangani jamaah yang menderita sakit di Mina, Rabu (22/8).

IHRAM.CO.ID, JEDDAH – Jamaah haji Indonesia yang menderita sakit di Tanah Suci akan diprioritaskan kepulangannya ke Tanah Air. Keberangkatan mereka akan disesuaikan dengan ketersediaan kursi pada kloter-kloter awal kepulangan.

“Jamaah yang sakit tentu mendapat prioritas kepulangan ke Tanah Air lebih cepat dan masuk dalam kategori jamaah tanazul,” kata Kepala Daker Bandara PPIH Arab Saudi Arsyad Hidayat, Ahad (26/8). Ia mengatakan, pihak Daker Bandara nantinya akan menyisir kekosongan kursi pada jamaah yang akan pulang pada kloter-kloter awal untuk diisi tempatnya oleh jamaah sakit yang akan dipulangkan.

Kekosongan kursi rombongan jamaah yang pulang ke Tanah Air dimungkinkan karena ada anggota kelompok terbang bersangkutan meninggal dunia atau berhalangan pulang bersama rombongan mereka. Menurut Arsyad, nantinya jamaah sakit yang akan dipulangkan pada gelombang pertama ini akan didorong dari lokasinya dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah atau rumah sakit Arab Saudi ke KKHI Jeddah di Madinatul Hujjaj.

D KKHI Jeddah akan ada proses stabilisasi terlebih dahulu. Bila dinyatakan bisa terbang, jamaah akan langsung diberangkatkan ke Bandara King Abdulaziz Jeddah. Akan ada pemeriksaan terakhir dari pihak kesehatan bandara  menjelang naik pesawat. “Pihak bandara dan maskapai ingin memastikan bahwa jemaah sakit tersebut tidak bermasalah selama dalam perjalanan” kata Arsyad, kepada wartawan Republika.co.id, Fitriyan Zamzami, di Jeddah.

Petugas kesehatan juga nantinya akan mengobservasi apakah jamaah bersangkutan perlu dibaringkan selama penerbangan atau cukup dengan kursi tunggal. Hal tersebut kemudian dikordinasikan dengan pihak Daker Bandara guna memastikan ketersediaan tempat duduk.

Pada akhir pemulangan jamaah ke Indonesia, ketika penerbangan ke debarkasi tertentu sudah habis, ada kemungkinan jamaah sakit tak tiba di bandara tempatnya berangkat. Sebab itu, kata Arsyad, pihak Kementerian Agama akan memfasilitasi kepulangannya ke bandara tujuan.

Sejauh ini, KKHI Makkah mencatat, telah melayani sebanyak 2.264 jamaah haji. Dari jumlah itu, yang sempat dirawat sebanyak 654 jamaah dan yang masih dirawat sebanyak 288 jamaah. Sedangkan yang masih dirawat di rumah sakit Arab Saudi sebanyak 102 jamaah. Sementara jumlah jamaah yang wafat di Tanah Air hingga Ahad (26/8) tercatat sebanyak 160 jamaah.

Sebelumnya, Daker Makkah juga mencatat sedikitnya 300 orang mengajukan kepulangan lebih cepat (tanazul). Di antara jumlah itu, ada jamaah yang diajukan kepulangan lebih cepat karena sakit.

Pihak KKHI Makkah juga mengatakan, jamaah sakit akan mendapatkan perhatian lebih. Dokter spesialis penerbangan akan memastikan apakah layak terbang atau tidak. “Lalu seperti apa posisi duduknya. Apakah biasa atau harus sedikit berbaring. Ini bisa disesuaikan,” kata Kepala KKHI Makkah Dr Nirwan Satria.

Tak sembarang jamaah sakit boleh menjadi penumpang pesawat. Mereka yang mengidap penyakit menular, seperti paru-paru, terlebih tuberculosis (TBC), dan penyakit menular lainnya, dipastikan tidak akan dibolehkan berangkat. Hal tersebut merupakan ketentuan umum penerbangan internasional.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement