IHRAM.CO.ID, JEDDAH -- Pada hari pertama pemulangan, masih banyak jamaah yang membawa barang-barang melebihi ketentuan setibanya di Bandara King Abdulaziz, Jeddah. Hal ini memicu pembongkaran dan tercecernya barang-barang bawaan jamaah.
Bawaan lebih jamaah tersebut tertahan sesaat sebelum jamaah didorong ke gerbang keberangkatan dari plaza Bandara Jeddah. Akibatnya, banyak jamaah diminta membongkar tas kresek atau ransel tambahan dan memasukkan barang seperlunya ke koper jinjing.
Barang-barang, makanan dan minuman jamaah kemudian nampak berserakan di lantai bandara. Puluhan botol air Zamzam juga harus ditinggal seturut ketentuan larangan membawa benda cair berlebih dalam penerbangan.
Jamaah haji Indonesia mulai diterbangkan pulang ke Tanah Air dari Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Senin (27/8) pagi. Sebanyak 6.000 jamaah akan dipulangkan pada hari pertama kepulangan tersebut.
Sebagian jamaah juga nampak harus menenteng dengan tangan kosong sebagian oleh-oleh yang tak boleh di bawa dengan tas tambahan. “Ini mainan untuk tiga cucu saya di kampung,” kata Nok Sumartoni (55 tahun) seorang jamaah asal Sumedang, Jawa Barat. Di tangannya, nampak sebuah boneka anak perempuan dan satu mainan helikopter radio kontrol.
Pihak Daker Bandara PPIH Arab Saudi mengatakan, sudah melontarkan imbauan untuk disampaikan ke jamaah yang masih di pemondokan. “Jamaah sudah diingatkan untuk tak membawa bawaan tambahan sebelumnya, tapi ternyata masih banyak yang tak mematuhi,” kata Ubaidillah, pelaksana Seksi Perlindungan Jamaah Daker Bandara PPIH Arab Saudi yang memantau pemeriksaan barang-barang.
Ia mengatakan, barang-barang tercecer tersebut akan disisir petugas Indonesia dan didata semisal ada temuan barang-barang berharga. Temuan itu nantinya dikumpulkan dan diserahkan ke Daker Bandara untuk diinventarisir. Petugas di Bandara Jeddah harus bersicepat dengan petugas kebersihan bandara yang lekas membersihkan barang tercecer jamaah.
M Yusuf Sunardi Chief Leader Saudia di Bandara King Abdul Aziz mengatakan, jamaah hanya boleh membawa koper bagasi seberat 32 kilogram yang diangkut pihak kargo dari hotel di Makkah. Sedangkan untuk dibawa ke pesawat, mereka hanya dibolehkan membawa tas jinjing seberat tujuh kilogram dan tas kecil berisi paspor dan surat berharga.
Ia mengatakan, air Zamzam juga tak boleh dibawa jamaah di koper bagasi karena membahayakan penerbangan. Jika terjadi kebocoran di bagasi, air bisa membuat korsleting sistem kelistrikan mesin pesawat. Sebab itu, pihak maskapai akan membagikan Zamzam ke jamaah di debarkasi di Tanah Air. “Kalau kami yang mengangkut ke Tanah Air sudah berlapis pengamanannya,” kata Yusuf di Jeddah.
Sejumlah jamaah nampak keberatan saat barang mereka harus ditinggal, kemarin. “Lha dari haji kalau bukan Zamzam apa lagi oleh-olehnya?” kata Murniyati (65 tahun) seorang jamaah asal Situbondo. Ia harus merelakan satu jeriken dan dua botol air mineral Zamzam yang sudah ia bungkus dengan lakban.