Senin 27 Aug 2018 14:32 WIB

Haji Harus Tunjukkan Kesalehan Sosial

Setelah kembali dari berhaji, jangan mengabaikan kewajiban beribadah,

Jamaah haji Indonesia mulai diterbangka  pulang ke Tanah Air dari Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Senin (27/8) pagi. Sebanyak 6.000 jamaah akan dipulangkab pada hari pertama kepulangan tersebut.
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Jamaah haji Indonesia mulai diterbangka pulang ke Tanah Air dari Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Senin (27/8) pagi. Sebanyak 6.000 jamaah akan dipulangkab pada hari pertama kepulangan tersebut.

Laporan Watawan Republika.co.id, Erdy Nasrul dari Makkah, Arab Saudi

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Jamaah haji harus menunjukkan kesalehan sosial setelah sampai ke kampung halaman. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatkan empati kepada mereka yang lemah (dhuafa) dan menyebarluaskan kedamaian.

 

“Ada dua pesan haji berdasarkan hadis, yaitu ith’amut tha’am atau memberi makan dan ifsyaus salam menyebarkan kedamaian,” kata Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Prof Dr Nizar Ali di Misfalah Makkah setelah melepas jamaah kelompok terbang PLM-01 pada Senin (27/8) dinihari.

 

Membantu kaum lemah bisa dilakukan dengan memberi makan. Lainnya adalah memberikan keterampilan hidup sehingga mereka memiliki mental dan bekal bertahan hidup.

Jamaah haji juga bisa memberdayakan masyarakat miskin untuk bekerja di berbagai sektor sehingga mereka memiliki penghasilan. Kehidupannya dari semula serba kekurangan berubah menjadi lebih baik perlahan.

photo
Jamaah haji Indonesia mulai diterbangka pulang ke Tanah Air dari Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Senin (27/8) pagi. Sebanyak 6.000 jamaah akan dipulangkab pada hari pertama kepulangan tersebut.

Yang kedua berkaitan dengan sikap dan akhlak dalam pergaulan. Setelah kembali bermasyarakat di tempat tinggal, jamaah harus tampil beda. Mereka yang semula mengabaikan kewajiban beribadah, kini selalu melaksanakannya. Tutur kata dan perilakunya semakin santun: menyikapi perbedaan dengan arif, mengakomodasi pendapat masyarakat yang beragam, bahkan mengajak mereka berakhlak mulia. “Ini merupakan pesan ifsyaus salam,” kata Nizar.

 

Dua hal tersebut merupakan tanda ibadah haji mereka diterima atau mabrur. Keduanya harus dipertahankan dalam kehidupan mereka hingga akhir hayat. Bahkan, Nizar mengatakan, kontribusi jamaah haji menjadi sumbangan berharga untuk perbaikan masyarakat, misalkan membangun lembaga sosial atau bisa juga unit usaha menengah yang melibatkan masyarakat miskin. Kelak sumbangsih semacam itu menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir kepada jamaah haji meskipun sudah meninggal dunia.

 

Duta Besar Indonesia di Arab Saudi Agus Maftuh Abe Gebriel berterima kasih kepada para jamaah yang selama di Tanah Suci menjaga perilakunya. Mereka telah menunjukkan ketaatan dan upaya yang mulia menjaga citra bangsa di Tanah Suci.

 

Pihaknya mendapat apresiasi dari Pemerintah Saudi, salah satunya Gubernur Makkah Amir Faishal yang acap kali memuji jamaah Indonesia. “Beliau selalu menyampaikan jamaah kita santun, rapi, mudah diatur, sehingga memudahkan kinerja aparat menjaga keamanan dan ketertiban tamu Allah,” katanya.

photo
Sejumlah jamaah haji asal Cina nampak tengah memenuhi pusat perbelanjaan di Al Balad Corniche, Jeddah, Sabtu (25/8).

Setelah menjalani prosesi haji yang berakhir pada pengujung hari tasyrik 13 Dzulhijjah atau Jumat (24/8), jamaah gelombang pertama digerakkan pulang ke Tanah Air. Mereka sudah menziarahi makam rasulullah dan shalat berjamaah 40 kali (arba’in) di Masjid Nabawi. Setelah itu mereka digerakkan ke Makkah untuk umrah wajib dan puncak haji. Mereka terbang pulang ke Tanah Air melalui bandara King Abdul Aziz as-Saud.

Sedangkan jamaah gelombang kedua yang mendarat di Bandara Udara King Abdul Aziz Jeddah langsung menuju Makkah. Setelah prosesi haji selesai, mereka baru berangkat ke Madinah secara bertahap untuk ibadah arba’in. setelah itu kembali ke Tanah Air melalui Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement