Senin 27 Aug 2018 18:59 WIB

Kepuasan Jamaah Haji Diharapkan Meningkat

Salah satu inovasi yang belaku saat ini berupa jalur cepat keimigrasian.

Jamaah haji dari Embarkasi Jakarta-Pondok Gede melalui jalur cepat keimigrasian di Bandara AMA Madinah, Selasa (17/7).
Foto: Republika/Fitriyan Zamzami
Jamaah haji dari Embarkasi Jakarta-Pondok Gede melalui jalur cepat keimigrasian di Bandara AMA Madinah, Selasa (17/7).

Laporan Wartawan Republika.co.id, Erdy Nasrul dari Makkah, Arab Saudi

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Pemerintah berharap indeks kepuasan jamaah haji tahun ini meningkat. Sebab, para jamaah mendapatkan inovasi pelayanan yang berdampak pada kenyamanan selama berada di Tanah Suci. “Insya Allah dengan melihat 10 inovasi yang ada akan berdampak pada indeks kepuasan,” kata Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Prof Dr Nizar Ali di Misfalah Makkah, Senin (27/8).

 

Inovasi tersebut berupa jalur cepat keimigrasian. Jamaah tak perlu berlama-lama menghabiskan waktu di Bandara King Abdul Aziz Jeddah atau pun Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah.

 

Lainnya adalah QR Code pada gelang jamaah. Di dalamnya terdapat rekam data identitas jamaah yang dapat diakses melalui aplikasi haji pintar. Ini akan memudahkan petugas haji dalam mengidentifikasi dan membantu jamaah tersesat dan mengalami gangguan kesehatan.

 

Sistem akomodasi satu musim juga membuat jamaah tak berlama-lama menunggu di lobi. Mereka dapat langsung masuk ke hotel dan beristirahat. Namun, hanya hotel di Makkah yang dipesan satu musim. Sedangkan hotel di Madinah masih dipesan secara blocking time.

 

Katering juga berinovasi dalam penyajian lauk-pauk. Dalam satu hari tak ada lauk yang sama. Kalau makan siang berupa daging, maka lauk makan malam berupa ikan. Hal ini berbeda dengan katering tahun sebelumnya yang kurang bervariasi.

 

Jumlah jatah makan juga ditambah. Kini setiap jamaah menikmati 40 kali makan. Sedangkan tahun sebelumnya mereka hanya mendapatkan 26 kali makan selama di Tanah Suci. Inovasi lainnya berkaitan dengan pembentukan tim pertolongan pertama pada jamaah haji (P3JH), tas jamaah haji, dan lainnya.

 

Dirjen PHU menjelaskan petugas haji dari jajaran eselon satu dan dua selalu menanyakan pelayanan kepada jamaah. “Mereka selalu memberikan respons positif,” ujarnya. Pihaknya meyakini indeks kepuasan jamaah tahun ini akan lebih baik.

 

Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Agus Maftur Abe Gebriel mengatakan pemerintah Saudi selalu mengupayakan perbaikan pelayanan jamaah haji dari tahun ke tahun. Ada perwakilan berbagai unsur tergabung dalam satgas haji yang selalu berkumpul untuk meningkatkan pelayanan dan kenyamanan jamaah haji.

 

Terkait dengan tenda Mina yang selalu menjadi sorotan karena kepadatan di sana, Agus mengatakan harus ada inovasi dengan beberapa langkah. Salah satunya dengan membuat tenda bertingkat. Opsi lainnya adalah memaksimalkan penginapan jamaah di dekat Mina, seperti di Raudhah dan Syisyah. Setelah mabit di Muzdalifah sebagian jamaah bisa digerakkan ke penginapan. Kemudian bakda maghrib mereka bergerak ke Mina dengan berjalan kaki untuk mabit hingga berganti hari. Setelah itu melempar jumrah hingga selesai nafar awal atau pun nafar sani.

 

Jamaah lainnya tetap mabit di Mina dengan kondisi tak sepadat pada tahun sebelumnya. “Namun ini perlu pembicaraan lebih lanjut dengan berbagai pihak,” imbuh Agus.

 

Sebelumnya, berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS), peningkatan kepuasan jamaah terhadap penyelenggaraan haji di Indonesia meningkat pada 2017. Pada 2014 indeks kepuasan berada di angka 81,52 persen, 2015 naik menjadi 82,67 persen, 2016 meningkat menjadi 83,83 persen, dan 2017 naik menjadi 84,85 persen.

 

Tahun ini, Kemenag menargetkan ada kenaikan 0,15 persen sehingga menjadi 85,00 persen dengan keterangan sangat memuaskan. Target tersebut dinilai tidak muluk-muluk, dan sesuai dengan kemampuan, mengingat masih ada keterbatasan pada pelayanan jamaah di Mina.

 

BPS menyasar 20 ribu jamaah haji sebagai responden. Survei dilakukan dengan metode kuisioner, verifikasi lapangan, serta wawancara dengan jamaah, petugas, penyedia jasa, dan pemangku kepentingan haji.

 

Kenaikan indeks kepuasan terjadi hampir di seluruh jenis pelayanan kecuali pelayanan di Arafah dan Mina (Armina) yang meliputi bus, tenda, dan katering. Pelayanan tenda di Armina merupakan indeks kepuasan terendah yaitu sebesar 75,55 persen atau turun 1,75 poin dibandingkan 2016.

 

Kemenag mendapat mandat kebijakan penyelenggaraan haji 2018 mengalami perbaikan dari sebelum-sebelumnya. Dengan demikian, layanannya semakin dirasakan umat Islam yang hendak melaksanakan haji.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement