IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nizar Ali berpesan agar jamaah haji Indonesia semakin gemar bersedekah kepada warga sekitarnya sekembali ke Tanah Air. Hal ini dapat menjaga marwah kemabruran berhaji. "Agar kesalehan sosial itu juga ditunjukkan oleh mereka," kata Nizar di Makkah, Senin (27/8).
Dia mengatakan salah satu indikator haji yang diterima amalnya oleh Allah (mabrur) adalah semakin memiliki rasa empati terhadap lingkungannya. Empati merupakan keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.
Dengan kata lain, Nizar mengatakan seorang haji mabrur itu bisa memberi manfaat bagi lingkungannya seperti memberi makan kepada orang lain yang membutuhkan. "Ini adalah simbol dari rasa empati sosial kepada orang yang membutuhkan dalam makna yang luas," kata dia.
Baca: Jalur Cepat Harus Didukung Pelayanan Lain
Menurut dia, seorang yang hajinya mabrur itu harus mampu menjaga status itu hingga akhir hayatnya. Dengan begitu, kedudukan haji mabrur tersebut tidak hanya berhenti saat didapatkan di Tanah Suci saja tapi terus abadi di dalam diri jamaah.
Lebih baik lagi, kata dia, dalam kesehariannya di Tanah Air jamaah haji Indonesia usai dari Tanah Suci semakin meningkat ibadahnya, baik ibadah mahdhah (murni) dan ibadah sosialnya. "Itulah kemabruran yang sudah melekat dalam dirinya karena itu menjadi sangat penting. Jadi indikatornya sejauh mana dia porsi intensitas ibadahnya meningkat atau tidak," kata dia.
Mabrurnya haji seseorang, lanjut Nizar, juga bisa dilihat dari kedamaian hati yang didapatkan seseorang setelah menyelesaikan ibadah hajinya di Tanah Suci. Sang haji tidak lagi khawatir dengan persoalan materi tapi berada dalam ketenangan jiwa apapun keadaannya.