IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Jamaah haji Indonesia diminta tetap menjaga kesehatannya walaupum fase Arafah-Muzdalifah-Mina (Armuzna) atau yang disebut juga sebagai puncak haji sudah lewat. Pasalnya, ada tren peningkatan jumlah jamaah yang drop pasca puncak haji.
Hal ini disampaikan Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dr. Nirwan Satria sebagaimana dilansir laman resmi Kemenag, Jumat (31/8).
"Kita mengantisipasi titik krusial pasca-Armuzna ini. Karena biasanya jamaah haji kita euforia, merasa sudah haji sehingga tidak peduli lagi dengan kesehatannya," ujar dr. Nirwan.
Dia menuturkan, setelah puncak haji biasanya jamaah masih euforia dengan pergi berbelanja tanpa mempedulikan kondisi badan. Selain itu, ada juga jamaah yang melakukan umrah berkali-kali dengan memaksakan kondisi badan.
Padahal, hal yang demikian berpotensi merugikan bagi jamaah haji sendiri. "Itu membuat jamaah kelelahan. Jadi ini kita pesankan kepada teman-teman kita di kloter, di rombongan untuk menyampaikan bahwa sudahlah setelah haji kita fokus pikirkan pulang ke Tanah Air," ucapnya.
Angka meninggal jamaah haji pasca puncak haji memang mengalami lonjakan. Pada saat sebelum dimulainya Armina, jumlah meninggal tercatat 92 orang. Berdasarkan data hingga Jumat (31/08) siang, jumlah jamaah yang wafat sudah mencapai 229 orang.
Kendati demikian, jumlah jamaah wafat itu masih jauh lebih kecil dibandingkan tahun lalu. Pada tahun 2017 lalu, jumlah jamaah meninggal sebanyak 657 orang.