Oleh Fitriyan Zamzami dari Madinah
MADINAH -- Jamaah diharapkan tetap berhati-hati menjaga paspor masing-masing pada masa kepulangan. Paspor yang dititipkan pada jamaah lain berpotensi menyebabkan pemiliknya tak bisa pulang pada waktu yang dijadwalkan.
Pada Ahad (9/9), peristiwa itu menimpa seorang jamaah lansia dari Kloter 11 Debarkasi Batam. Perempuan bernama Jasila tersebut pada hari itu sedianya sudah menyelesaikan proses keimigrasian di Bandara Amir Muhammad bin Abdulaziz. Paspornya juga sudah mendapat stempel lolos pemeriksaan.
Kendati demikian, saat dilakukan pemeriksaan akhir oleh pihak keimigrasian dan maskapai sebeluk memasuki pesawat, Jasila tak bisa menunjukkan paspornya. Ia yang jadwalnya berangkat pukul 09.00 waktu setempat saat itu terpaksa harus ditinggal rombongannya.
Pihak Daker Bandara PPIH Arab Saudi langsung mencarikan jalan keluar, meski Jasila sudah telanjur kebingungan. “Kita tenangkan, kita sampaikan bahwa mungkin Tanah Suci masih sayang dengan beliau. Alhamdullah akhirnya tenang,” kata Ketua Sektor I Daker Bandara, Misroni, terkait kejadian tersebut.
Setelah Jasila diinapkan dengan salah satu petugas perempuan di pemondokan Daker Madinah, yang bersangkutan rencananya dibuatkan surat perjalanan laksana paspor (SPLP) dan ditanazulkan pada penerbangan selanjutnya.
Usut punya usut, paspornya ternyata sudah sampai Batam terlebih dulu. Paspor tersebut ternyata dititipkan menjelang keberangkatan di Madinah pada putra Jasilah yang menyertainya berangkat ke Tanah Suci.
“Sudah diserahkan oleh petugas Saudia Airlines dan ditemukan terbawa sampai Batam,” kata Pelaksana Perlindungan Jamaah Daker Bandara, Ubaidillah. Setelah administrasi diselesaikan, jamaah tersebut rencananya akan diberangkatkan bersama Kloter 13 Debarkasi Batam pada Selasa (11/9).
Kisah sebaliknya hampir terjadi pada jamaah Kloter 10 Debarkasi Palembang. Pada Ahad (9/9) pagi, petugas bongkar muat Bandara Madinah menemukan tas paspor milik salah seorang jamaah di salah satu kamar kecil bandara.
Setelah dicari-cari, empunya disangka sudah terbang ke Tanah Air. Dalam tas paspor tersebut memang sudah tak ada paspor yang bersangkutan. Tas rencananya akan diberangkatkan bersama kloter selanjutnya Debarkasi Palembang untuk kemudian diserahkan pada yang memiliki. Meski begitu, jamaah bersangkutan ternyata masih dirawat di Madinah dan nantinya akan diupayakan menerima kembali tasnya sebelum bertolak ke Tanah Air.
Kepala Daker Bandara Arsyad Hidayat mengingatkan agar jamah tetap berhati-hati dan memegang sendiri paspor mereka pada masa-masa kepulangan ini. Sebelum ke bandara, jamaah harus memastikan bahwa paspor dan visa haji mereka sudah di tangan agar tak terkendala pemulangannya.
Arsyad mengatakan, pada masa kepulangan gelombang satu lalu juga marak terjadi kehilangan dokumen visa jamaah. Hal ini relatif bisa ditangani karena pihak Daker Bandara bisa mencetak ulang visa berdasatkan nomor paspor jamaah yang kehilangan. Kendati demikian, persoalan kehilangan paspor dan penerbitan SPLP membutuhkan proses lebih lama dan berpotensi membuat jamaah tertunda keberangkatannya.