IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan telah menyiapkan 79 ton obat di Arab Saudi. Banyaknya obat dan alat-alat kesehatan (alkes) yang telah disiapkan telah mencukupi kebutuhan para jamaah haji.
Kasi Perbekalan Kesehatan Arab Saudi 2018, Nadirah Rahim memastikan bahwa sampai akhir penyelenggaraan ibadah haji, perbekalan kesehatan berupa obat-obatan dianggap cukup. Pasalnya Kemenkes telah menyediakan segala obat-obatan sesuai dengan Formularium Nasional Perbekalan Kesehatan pada Pelayanan Kesehatan Haji berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/Menkes/651/2016.
"Hingga saat ini tidak ada kelangkaan obat, karena jenis obat yang disediakan sudah dipenuhi sesuai formularium Nasional," kata Nadirah melalui siaran pers, Selasa (11/9).
Memang jelasnya, sempat ada beberapa kloter yang mencari obat kombinasi. Namun jelas dia, obat kombinasi tidak disarankan dan tidak ada dalam formularium Nasional.
"Obat ini (obatombinasi) memang tidak tersedia, namun substitusinya sesungguhnya sudah disiapkan sesuai dengan formularium perbekalan kesehatan haji,” terang Nadirah.
Nadirah menjelaskan, item-item obat yang ada di formularium semuanya dalam bentuk tunggal. Obat-obat tersebut sesuai dengan formularium yang disusun oleh Ditjen Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes RI dan berada di Depo Farmasi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) yang berada di Makkah dan Madinah.
"Misalnya obat anti hipertensi, anti alergi, anti virus, anti inflamasi, anti histamin, anti biotik dan obat-obatan lainnya," jelasnya.
Menurut Nadirah, di KKHI punya banyak jenis dan stok obat. Bahkan petugas kesehatan di Kloter (TKHI) yang sudah pulang ke Indonesia pun mengembalikan cukup banyak obat ke Depo di KKHI.
Sebagian petugas kesehatan yang lain memilih memindahkan sisa obat ke ke Kloter temannya. Hal tersebut sambung Nadirah diperbolehkan. “Silahkan saja, yang penting bisa didayagunakan,” kata Nadirah.
Koordinator Perbekalan Kesehatan Haji 2018, Ariyani Dwi Hartanti mengatakan proses pengambilan obat pun sangat mudah. Tim Gerak Cepat (TGC) memiliki pos kesehatan di tiap Sektor.
Menurutnya, TKHI dapat mengambil stok obat di masing-masing sektor ini. Bila obat yang dimaksud tidak tersedia di Sektor, TKHI bisa mendapatkannya di KKHI.
“Jadi sebenarnya TKHI tidak perlu ke Depo (KKHI). Tapi bila ada obat yang diperlukan tidak ada di dalam paket di Sektor, maka petugas kesehatan di Kloter dapat mengambilnya ke KKHI,” kata Ariyani.
Sektor sendiri mendapat paket obat dari KKHI setiap empat hari sekali. Namun karena tidak semua Sektor memiliki ruangan yang cukup untuk menyimpan stok obat, maka biasanya stok akan dipenuhi pada hari lain.
“Hanya beberapa Sektor yang mengambil obat tidak semuanya dan akan didorong pada hari berikutnya. Ini karena di Sektor itu tidak cukup ruangannya,” terang Ariyani.
Ariyani pun menegaskan bahwa tidak terjadi kekurangan obat di Kloter. Karena Pemerintah pun telah menyiapkan penggantinya.
“Harusnya bisa substitusi, misalnya analgetik yang ada di sesuaikan dengan substitusi yang tersedia. Anti alergi yang tidak ada disubsitusi kepada anti alergi yang ada,” kata Ariyani.