Kamis 13 Sep 2018 11:45 WIB

Pelemahan Rupiah tak Signifikan Pengaruhi Perjalanan Umrah

Paket perjalanan umrah dan haji sudah dipesan jauh hari jadi tak begitu terpengaruh.

Rep: Lida Puspaningtyas / Red: Andi Nur Aminah
Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Joko Asmoro membuka musyawarah nasional ke-IV di Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/11).(Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Ketua Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) Joko Asmoro membuka musyawarah nasional ke-IV di Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/11).(Republika/Raisan Al Farisi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pelemahan rupiah tidak berpengaruh signifikan pada bisnis perjalanan, baik umrah, haji maupun wisata halal. Ketua Umum Amphuri, Joko Asmoro mengatakan jumlah wisatawan yang masuk ke Indonesia tidak mengalami masalah.

"Kalau dari inbound tidak ada masalah karena dengan uang yang sama mereka akan dapat lebih banyak, itu yang kita harapkan, karena dengan uang negara mereka, mereka akan dapat nilai value yang lebih besar ke Indonesia," kata dia di Jakarta, Rabu (12/9).

Hal ini dapat meningkatkan potensi pariwisata. Joko berharap dengan kondisi ini pelaku bisnis wisata jangan pesimistis karena banyak orang Timur Tengah datang ke sini karena uang mereka dihargai lebih. Sehingga pemasukan bisa lebih banyak dan wisatawan pun lebih senang.

Kendala justru dirasakan wisatawan Indonesia yang keluar negeri. Karena otomatis nilai uang dalam negeri rupiah lebih kecil. Meski demikian, ini berlaku untuk paket wisata pascapelemahan. Sementara untuk paket umrah dan haji, pelemahan rupiah juga tidak berpengaruh signifikan karena paket sudah dipesan jauh hari.

"Mereka sudah terjadwal, kalau haji kan mereka juga sudah terjadwal, sudah daftar jauh-jauh hari, jadi memang sudah harus berangkat, sebagaimana dengan umrah," katanya.

Umrah memang mengalami kenaikan harga meski tidak signifikan. Karena kurs tidak langsung melonjak drastis melainkan secara bertahap. Sementara minat umrah pun masih ada meski tidak sebanyak biasanya. "Saya rasa juga tidak begitu mengurangi niat mereka untuk tetap melakukan ibadah walaupun nilainya menjadi lebih besar," katanya.

Terpenting adalah perlu ada memperkuat kerja sama antara pengusaha domestik dengan pengusaha di luar negeri. Baik dalam bentuk investasi maupun bisnis langsung.

Saat ini, pemerintah Indonesia fokus menggelontorkan dana investasi melalui Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH). Tidak menutup kemungkinan swasta dapat melakukan hal yang sama untuk bisa berinvestasi langsung. "Tidak menutup kemungkinan pengusaha-pengusaha kita bisa punya tranportasi sana sendiri, punya restoran indonesia yang bisa memasok dengan tenaga kerja indonesia," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement