IHRAM.CO.ID, Kepuasaan Layanan Haji 2018 Capai 94 persen YOGYAKARTA - Tim Inspektorat Jendral Kementerian Agama mengumumkan hasil survei kepuasaan haji tahun ini. Survei tersebut disebarkan kepada 720 responden di Madinah, 700 responden di Makkah dan 700 responden saat fase Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina).
Sekretaris Itjen Muhammad Tambrin mengatakan sebanyak 94 persen jamaah merasa puas terhadap layanan haji 1439H/2018M. Penelitian tingkat kepuasan jamaah atas layanan haji yang dilakukan pihaknya menggunakan tabulasi Model Isaaq dan Michael.
“Tingkat margin error-nya hanya satu persen. Jadi hasil tersebut menunjukkan signifikansi peningkatan pelayanan yang luar biasa,” ujarnya seperti dilansir dari laman Kemenag, Sabtu (29/9).
Tambrin merinci survei Itjen didahului dengan Analisis Data (regulasi) dan Dokumen (kontrak); realita di lapangan dan kepuasan yang dirasakan jamaah atas pelbagai layanan yang diterima. “Kita semua sadar bahwa layanan haji merupakan ikon Kemenag. Ketika nilai yang diraih memuaskan, maka citra yang didapat Kemenag sangat positif,” sambungnya.
Menurutnya, dalam segi layanan akomodasi di Makkah, 97 persen jamaah menyatakan puas. Sementara di Madinah 75 persen jamaah merasa puas, 22 persen menyatakan tidak puas dan 3 persen menjawab tidak tahu. Hasil sangat positif diraih layanan katering, baik di Makkah maupun Madinah sebanyak 98 persen jamaah menyatakan puas.
Sementara yang perlu digenjot menurutnya adalah layanan bus salat lima waktu (salawat). “Tingkat kepuasan jamaah 70 persen dan 25 persen menyatakan tidak puas serta 5 persen menjawab tidak tahu,” jelas Tambrin.
Menurutnya, perlu perbaikan layanan bus salawat. “Seperti persoalan AC, ketepatan waktu ataupun dugaan sopir mangkir terutama saat shift malam,” terang Tambrin.
Selain itu, pihaknya juga menyoroti dominasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH). Dominasi KBIH tidak boleh terjadi agar jamaah lainnya tidak merasa termarginalkan.
Ia juga mengingatkan manasik di KUA agar jangan hanya seremonial saja. “Buktikan hasil manasik dengan ibadah khusyuk, terutama saat di Arafah, jamaah harus lebih menjaga kekhidmatan ibadah,” jelasnya.
Sementara Kakanwil Kemenag DIY Muhammad Lutfi Hamid memberikan catatan perihal keterlambatan pemberian buku manasik haji bagi jamaah. “Buku Manasik Haji belum bisa diberikan saat pelunasan, bahkan baru diberikan ketika jamaah tiba di embarkasi,” kata Lutfi. Keterlambatan seperti ini tentu membuat tidak nyaman.
“Kami berharap ke depan keterlambatan semacam ini tidak terjadi lagi,” pungkasnya.
Rujukan Layanan Haji 2019 Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) telah menggelar evaluasi untuk peningkatan pelayanan haji depan, utamanya pada tiga layanan di Saudi yakni katering, akomodasi dan transportasi.
Dirjen PHU Nizar Ali mengatakan evaluasi bertujuan menggali masukan atas implementasi inovasi haji di 2018 sebagai bahan dalam pembahasan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Evaluasi Pelayanan Haji, 2 Oktober mendatang.
“Evaluasi ini dilakukan hanya dua hari setelah masa operasional selesai. Sesuai arahan Menag, tahun ini memang harus dipercepat, agar persiapan lebih baik,” tandas Dirjen.
Tahun depan, terang Dirjen, pengkloteran akan dikakukan sedini mungkin. “Pengkloteran akan menggunakan sistem teritorial (wilayah) agar memudahkan bimbingan manasik yang dilakukan KUA,” kata Dirjen. Untuk anggarannya akan dikover oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
Sebelumnya, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis menyebut, operasional haji mendapat beragam apresiasi. “Mulai dari jamaah, pengawas internal dan eksternal serta pemerintah Arab Saudi menyatakan pelayanan haji berjalan sukses,” ungkapnya.
Bahkan, suksesnya penyelenggaraan haji ini, menurut Sri Ilham sambil mengutip pernyataan Pemerintah Saudi, disebut tiada tanding. “Padahal operasional tahun ini cukup berat, salah satunya tambahan katering dari tahun lalu 25 kali menjadi 40 kali,” ujarnya. (Novita Intan)