Rabu 03 Oct 2018 05:55 WIB

Gubernur Makkah Puji Penyelenggaraan Haji Indonesia

angeran Khaleed memandang jamaah haji Indonesia beribadah haji dengan tertib.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Ani Nursalikah
Gubernur Makkah, Pangeran Khaled Al Faisal (kiri depan)
Foto: arabnews
Gubernur Makkah, Pangeran Khaled Al Faisal (kiri depan)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Makkah Pangeran Khaleed Al-Faisal memanggil perwakilan negara-negara yang mengirimkan warga negaranya berhaji tahun ini. Pujian ditujukan pada seluruh negara tersebut karena dinilai sukses menyelenggarakan ibadah haji.

“Dia menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh negara yang mengirimkan jamaahnya, wabil khusus Indonesia dengan banyak jamaahnya haji,” kata Konjen RI untuk Jeddah M Hery Saripudin dalam kegiatan Rakernas Evaluasi Penyelenggaraan Haji Tahun 1439 H/2018 di Jakarta Pusat, Selasa (2/10).

Ia mengatakan Pangeran Khaleed memuji mobilitas 221 ribu jamaah haji Indonesia selama berada di Tanah Suci. Ia berujar, Pangeran Khaleed memandang jamaah haji Indonesia beribadah haji dengan tertib.

“Hanya Indonesia, satu-satunya negara di dunia yang mengirimkan banyak jamaah haji dengan begitu rapi, begitu disiplin dan melibatkan seluruh kepanitiaan nasional,” ujar dia.

Karena itu, Hery mengatakan, Pangeran Khaleed mengapresiasi penyelenggaraan ibadah haji dari Indonesia. Selain itu, tahun ini sistem fast track atau jalur cepat mulai dinikmati hampir 70 ribu jamaah haji Indonesia.

Layanan fast track membuat jamaah haji asal Indonesia tidak perlu berlama-lama berada di bandara saat tiba di Saudi. Kendati demikian, ia meminta Kemenag terus berinovasi menjawab tantangan ibadah haji tahun selanjutnya.

Kementerian Agama (Kemenag) menggelar rapat kerja nasional (Rakernas) evaluasi penyelenggaraan Haji tahun 1439H/2018M. Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Nizar Ali menyebut penyelenggaraan haji adalah kegiatan dengan kompleksitas tinggi.

"Penyelenggaraan haji 2018 ini harus dilihat sebagai kegiatan yang tidak sederhana. Ada kompleksitas tinggi. Dan belajar dari tahun-tahun sebelumnya, kita harus punya inovasi agar dapat menyelenggarakan Haji yang lebih baik," ujar Nizar.

Langkah-langkah perbaikan dan inovasi menurut Nizar harus selalu dilakukan utamanya dari sisi manajemen pelaksanaan. Ini agar citra baik yang dimiliki Indonesia dan menjadi contoh bagi negara lain bisa tetap terjaga serta dipertahankan.

Kompleksitas yang terjadi selama penyelenggaraan Haji mau tidak mau menuntut kerjasama dari berbagai aspek dan instansi terkait. Pekerjaan ini bukan hanya tugas milik Kemenag, tetapi bersama kementerian lain dan instansi bersangkutan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement