Rabu 05 Dec 2018 12:03 WIB

Tren Umrah Akhir Tahun 2018 Kurang Bergairah?

Sepinya peminat umrah juga dipengaruhi visa progresif umrah sebesar SAR 2.000.

Rep: Ali Yusuf / Red: Andi Nur Aminah
Ilustrasi Jamaah Umrah
Foto: AP / Mosa'ab Elshamy
Ilustrasi Jamaah Umrah

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar yang terjadi beberapa bulan terakhir berdampak terhadap jasa layanan perjalanan haji-umrah (travel). Akibatnya, tren akhir tahun 2017 lebih menyenangkan daripada tren tahun 2018 yang sepi peminat.

"Dibanding tahun lalu sebenarnya untuk tahun ini kami mengalami penurunan pada saat di mulai musim umrah ini, imbas dari nilai kurs dolar yang tinggi pada bulan Oktober dan November," kata General Manager PT Kanomas Arci Wisata Dian A Racman saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (3/12).

 

Selain menguatnya nilai mata uang dolar terhadap rupiah, dia mengatakan, sepinya peminat jamaah pergi umrah di akhir tahun akibat dari implementasi visa progresif umrah sebesar SAR 2.000.

Dian bersyukur atas kerja keras seluruh jajaran, di pertengahan bulan November dan Desmber PT Kanomas Arci Wisata, kembali berjaya. "Alhamdulillah pertengahan bulan November lalu sudah kembali normal penjualanya dan paket umrah Desember pun sudah terjual," katanya.

Dia mengaku badai penipuan yang dilakuan First Travel, Abu Tour, Hanien Tarvel, dan SBL Travel sangat membuat penjual paket umrah menurun. Hal ini karena kepercayaan terhadap travel berkurang.

"Banyak calon jamaah yang merasa takut dan hilang kepercayaan terhadap travel agen penyelenggara umrah sehingga berdampak menurunnya jumlah jamaah umrah pada tahun ini," ujarnya.

Dian berharap semua travel yang memberangkatkan calon jamaah susuai waktu yang telah ditentukan. Tujuannya agar tetap mendapatkan kepercayaan dari calon jamaah umrah. "Karena kita tidak pernah punya predikat buruk dan tetap komitmnet melayani jamaah umrah dengan baik," katanya.

Secara terpisah, Direktur Utama sekaligus Komisari Qiblat Tour H Wawan R Misbah mengatakan sulit untuk meningkan tren positif terhadap pasa perjalanan haji umrah di tahum 2018 ini.  "Sekarang memang agak berat, selain faktor ekonomi yang sulit juga karena regulasi yang kurang menunjang," katanya.

Wawan memastikan, pihaknya masih terus berusaha agar tren tahun 2018 ini lebih baik dari tren tahun 2017 lalu. Meski tahun 2017 trennya lebih baik daripada tahun 2018 yang dinilai sepi calon jamaah umrah.

Wawan mengatakan, strategi umum yang dilakukan timnya yaitu tetap fokus pada pendekatan psikologis dengan memberikan pelayanan yang terbaik terhadap para calon jamaah. "Layani dengan sepenuh hati jamah mau berangkat ke rumah Allah," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement