Kamis 27 Dec 2018 00:22 WIB

Dalam Sepekan, 49.013 Jamaah Umrah Indonesia di Tanah Suci

Persoalan yang membelit visa biometrik tak membuat minat masyaraka berumrah turun.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah calon jamaah umrah tampak kelelahan saat menunggu proses biometrik di kantor VFS Tasheel.
Foto: Foto: Istimewa
Sejumlah calon jamaah umrah tampak kelelahan saat menunggu proses biometrik di kantor VFS Tasheel.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA— Kebijakan visa biometrik sejak 17 Desember yang dinilai menyulitkan jamaah umrah tak menyurutukan minat masyarakat Indonesia berangkat ke tanah suci Makah dan Madinah. Animo masyarakat menjalankan ibadah sunat ini masih tinggi. 

Pengawas Umrah dan Haji Khusus Kementerian Agama Nur Alya Fitra mencatat ada sekitar 49.013 jamaah yang saat ini sedang berada di Makah dan Madinah.

"Data jamaah yang berangkat mulai 17 sampai 25 desember 2018 sebanyak 49.013 jamaah umrah," kata Nur Alya Fitra saat berbincang dengan Republika.co.id, Rabu (26/12).

Alya mengatakan jika jamaah mengambil program umrah reguler yang sembil hari maka jamaah yang berangkat 25 Desember kemarin akan melewati tahun baru di Arab Saudi.    

"Jika sembilan hari, mereka belum kembali. Karena rata-rata paket paling cepat kan sembilan hari," ujarnya.

Alya memastikan seperti tahun-tahun sebelumnya Desember menjadi waktu yang paling diminati jamaah untuk melakukan ibadah umrah.

"Betul saat ini salah satu masa puncak periode jamaah umrah," katanya.

Alya mengakui jika Sistem Informasi Pengawasan Terpadu Umrah dan Haji (Sipatuh) belum dapat membaca dari mana saja asal jamaah umrah yang saat ini berada di Makah.  

Kata Nur Alya Fitra saat ini sistemnya baru bisa membaca nama-nama travel mana saja yang memberangkatkan jamaah setiap bulannya. Kedepannya ia memastikan Sipatuh akan mampu mendata darimana saja jamaah umrah berasal.

"Insya Allah sistem yang akan dibangun akan mengetahui sampai ke domisili jemaah," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement