IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Rekam data biometrik oleh calon jamaah umrah yang dilakukan VFS Tasheel menuai polemik. Sempat dipertanyakan keamanan datanya, namun ada pula yang merasa rekam data tersebut merupakan standar internasional.
Ketua Serikat Penyelenggara Umrah dan Haji Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi mengatakan, rekam data biometrik melalui VFS merupakan standar jika ingin berkunjung ke Inggris dan negara-negara lain di Eropa. Jadi jangan merendahkan VFS ini, VFS sudah ada di Indonesia sebelum urusan umrah dipercayakan kepada pihak VFS Tasheel," katanya kepada Republika.co.id, Rabu (23/1).
Menurutnya, polemik yang terjadi berasal dari urusan teknis yang masih dapat diperbaiki, alih-alih operasional VFS Tasheel dibatasi atau bahkan dihentikan. Selain itu, ia juga menilai bahwa pemerintah Indonesia tidak dapat ikut campur terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Arab Saudi.
Kemudian, ia juga mengkhawatirkan terganggunya hubungan bilateral antara RI-Arab Saudi jika operasional VFS Tasheel dihentikan. "Jadi lebih ke teknis, selama ini (VFS) sudah berjalan. Yang kurang diperbaiki, jangan diubah jangan diganti, nanti malah lebih kacau," tuturnya.