IHRAM.CO.ID, JEDDAH — Upaya pemerintah Kota Jeddah, Arab Saudi merehabilitasi Danau Al-Arbaeen yang sangat tercemar selama lebih dari 30 tahun dinilai gagal. Sejauh ini, upaya pemerintah kota belum berhasil membersihkan danau, meskipun ada partisipasi ahli lokal dan asing.
Seperti dilansir di Saudi Gazette pada Rabu (30/1), sejumlah ahli percaya upaya pemerintah kota merehabilitasi danau hanya menambah bencana lingkungan lain.
Mereka berpandangan, rencana pemerintah kota menangani polusi danau tidak akan mengakhiri masalah, tetapi hanya memperdalam dan menghilangkan sumber daya.
Sejumlah ahli meyakini satu-satunya solusi untuk mengakhiri pencemaran adalah mengisi danau dan membangun taman umum di kawasan itu.
Mantan asisten kepala Otoritas Umum untuk Meteorologi dan Perlindungan Lingkungan, Saad al-Mahlafi, mengatakan proyek-proyek kotamadya telah memperdalam masalah polusi, serta menghamburkan dana publik.
Dia mengkritik pemerintah kota yang mengimplementasikan rencana, tanpa studi khusus, survei, atau perhitungan risiko.
Al-Mahlafi menganggap pemerintah kota hanya berkonsentrasi menghilangkan lumpur dari dasar danau, yang merupakan bagian dari masalah.
Menurut dia, seharusnya pemerintah kota menghentikan semua sumber polusi, termasuk limbah cair yang dibuang ke danau.
Profesor ilmu kelautan di Universitas King Abdulaziz di Jeddah, Mohammed Saeed memperingatkan kondisi danau bisa memburuk, terutama setelah kegagalan pompa udara yang mendorong sampah mengambang ke sisi lain danau.
Dia menilai, danau itu mengalami kelalaian dan perencanaan yang buruk sepanjang sejarahnya.
Dewan kota telah meminta untuk memanfaatkan danau sepenuhnya, dan membangun taman umum di tempat itu. Ketua komite lingkungan dewan, Khaled Asiri menjelaskan, Dewan Kota telah membahas masalah yang berfokus pada dampak lingkungan tidak higienis dan buruk yang ditimbulkan danau itu terhadap kehidupan penduduk Jeddah.
Karena itu, dia mengatakan anggota dewan sepakat memanfaatkan dan mengubah kawasan danau menjadi taman umum.
“Ada sedimen organik sedalam lebih dari lima meter tanpa kanal terbuka menuju laut untuk menyegarkan air danau,” kata dia.
Asiri mengatakan solusi lain mengatasi masalah danau, yakni dengan menghilangkan sedimen dan mengganti air danau.
Namun, dia memperingatkan langkah tersebut adalah solusi mahal dan memerlukan waktu 40 tahun.
Dia menyarankan danau diletakkan di bawah pengawasan gubernur, alih-alih beberapa departemen pemerintah yang bertanggung jawab seperti sekarang.