REPUBLIKA.CO.ID, Program Fathonah, Amannah, Shiddiqh, Tabligh (FAST) Baitullah resmi diluncurkan PT Aida Tourindo Wisata dan PT Renara Wisata Prima sebagai program umrah unggulannya menarik jamaah. Program atau konsep FAST yang mengambil empat sifat Nabi Muhammad Fathonah, Amanah, Shiddiq dan Tabligh ini, langsung dikenalkan Direktur Eksekutif Aida Tourindo yang juga Direktur Utama Renata Wisata Prima Ridwan Mukri.
Apalagi, umrah merupakan ibadah penuh makna yang senantiasa dilakukan oleh umat Islam, sebelum mereka mampu melaksanakan ibadah Haji. Namun, bagaimana membuat ibadah Umrah lebih bermakna.? Tentu diperlukan sebuah kesungguhan hati dan juga memahami untuk apa, serta bagaimana kegiatan tersebut mampu mengubah kehidupan spiritual dan dunia.
“Mencermati fenomena pelaksanaan ibadah umrah di negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, PT Aida Tourindo Wisata sebagai penyelenggara haji dan umrah dan PT. Renara Wisata Prima memperkenalkan konsep FAST Baitullah yang mengaplikasikan FAST Personality for Success,” kata Ridwan, di Bekasi, belum lama ini.
Pada peluncuran tersebut, tujuan dari konsep umrah FAST adalah membangun akhlak jamaah yang akan berangkat Umroh berdasarkan empat sifat Rasul dan Asmaul Husna. Menurut Ridwan, Rasulullah sukses karena punya empat sifat. Yakni, Fathonah (cerdas), Amanah (terpercaya), Shiddiq (benar perkataan dan perbuatannya), dan Tabligh (punya kemampuan komunikasi yang luar biasa).
Di Madinah, kita punya kesempatan mengajak parajamaah untuk belajar akhlak dari empat sifat Rasulullah tersebut. Karena yang selama ini terjadi, mereka datang ke Madinah, shalat di Masjid Nabawi, kagum dengan tingginya menara Nabawi, tapi lupa dengan tingginya akhlak Rasulullah.
"Semua keindahan mereka kagumi di sana. Tapi lupa akan cahaya yang dibawa oleh Rasulullah. Sehingga pulang dari Madinah tidak membawa cintanya Rasul. Nggak dapat ruhnya, atau spirit akhlak Rasulullah dan parasahabat,” kata Ridwan yang juga penulis buku Best Seller FAST Personality for Succes itu.
Dengan FAST ini, lanjutnya, saat di Madinah, jamaah akan diajak pada sebuah journey, membayangkan sejarah Nabi Muhammad, membangun peradaban, bagaimana Nabi Muhammad membangun akhlak. Bagaimana perjuangan dan pengorbanan baginda Rasul serta, keihklasan mencintai ummatnya.
Sehingga di Madinah, jamaah bukan hanya mendapat pahala shalat di Masjid Nabawi saja, yang memang pahalanya setara dengan 1.000 kali shalat di Masjid di Indonesia. Namun, mereka juga mengenal Rasulullah dan para sahabat. Yaitu dengan konsep FAST.
“Para jamaah kami ajak mengenali potensi diri berdasarkan empat sifat Rasul,” katanya.
Ridwan mengatakan, mengenali empat sifat Rasulullah itu diperkenaklan juga ketika jamaah masih berada di Indonesia. Tujuannya untuk mengukur jamaah lebih dominan di sifat Fathonah, Amanah, Shiddiq, atau Tabligh. Konsep seperti inilah kata Ridwan yang tidak dimiliki oleh travel Umroh lain.
Sehingga, setiap jamaah paham bahwa di diri mereka, misalnya, dominan salah satu dari empat sifat Rasulullah tadi. "Ya kami buat pengukuran atau assesstment untuk mereka. Menggunakan kuisioner yang mereka isi sendiri saat manasik sesuai pertanyaan-pertanyaan secara psikologis,” ujarnya.
Yang menarik, menurut Ridwan, pada saat tiba di Madinah para jamaah juga diajak untuk mengenang perjuangan empat sahabat utama yang meneruskan perjuangan Rasulullah, seperti yang telah dilakukan Abu Bakar As Shiddiq, Umar ibn Khaththab, Utsmanibn Affan, dan Ali ibn Tholib. Setelah dipelajari, dari empat sahabat itu, kata Ridwan, mewakili empat sifat Rasul.
Misalnya, Ali mewakili sifat fathonah yang dominan, Umar dominan mewakili sifat amanah, Abu Bakar mewakili shiddiq, dan Utsman pada sifat tabligh. Jadi para jamaah juga bisa belajar dari masing-masing sifat sahabat Rasul. Tapi terutama role modelnya adalah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam.
“Jadi konsep FAST ini untuk membangun peradaban, konsep membangun akhlak. Tidak mungkin seseorang bisa sukses, sebuah perusahaan bisa sukses, bahkan sebuah bangsa bisa sukses tanpa fathonah, amanah, shiddiq, dan tabligh,” katanya.