IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Seleksi calon petugas haji 2019 yang dilakukan secara bersamaan di seluruh Indonesia sudah dilakukan, Senin (25/2). Seleksi berjenjang dilakukan Kemenag kabupaten dan kota hingga Kemenag Provinsi dan Satker Eselon I Kemenag pusat.
Direktur Bina Haji Khoirizi mengatakan, petugas haji terbagi dua. Di antaranya petugas kloter dan nonkloter. "Seleksi dilakukan untuk memilih keduanya," kata Khoirizi seperti dikutip web Kemenag, Selasa (26/2).
Khoirizi mengatakan, jamaah haji Indonesia terbagi menjadi 511 kloter. Setiap kloter ada lima petugas. Rinciannya tiga petugas kesehatan (dokter dan perawat), serta masing-masing petugas pemandu haji dan pembimbing ibadah haji Indonesia. "Untuk petugas kloter, total ada 1.022 orang yang direkrut Kemenag, dan 1.533 orang yang direkrut oleh Kemenkes," ujarnya.
Khoirizi menjelaskan, untuk komposisi petugas kloter terdiri atas 40 persen petugas Kemenag dan 60 persen petugas Kemenkes. Dan Untuk petugas nonkloter jumlahnya ada 1.226 yang terdiri atas 914 petugas yang direkrut Kemenag dan 312 petugas yang direkrut Kemenkes.
Dia menambahkan, sebanyak 914 petugas Kemenag terdiri atas Kemenag dan unsur instansi terkait. Antara lain: TNI/Polri, Media Center Haji (MCH), unsur perguruan tinggi, masyarakat, BPS, konsultan ibadah, dan lainnya.
Selama di Saudi, 914 para petugas nonkloter akan bertugas pada bidang layanan umum yang mencakup akomodasi, transportasi, dan konsumsi. "Juga layanan bimbingan ibadah, perlindungan, keamanan, termasuk publikasi. Sementara 312 nonkloter Kemenkes, akan fokus pada layanan kesehatan jamaah haji," katanya.
Khoirizi mengatakan, seleksi tingkat Kemenag Kabupaten dan Kota berlangsung sehari dalam bentuk tes tertulis dengan total 100 soal yang terdiri atas pengetahun manasik (fiqih) 15 persen, manasik lanjutan 15 persen, regulasi perhajian 15 persen, akomodasi haji 10 persen, transportasi haji 10 prsen, konsumsi haji 10 persen, siskohat 10 persen, dan sisanya pengetahuan umum.
"Total ada 100 soal. Untuk regulasi dan soal pelaksanan seleksi kan dibuat pusat. Pelaksanaan sepenuhnya dilakukan Kankemenag Kab/Kota," jelasnya.
Pengawasan proses seleksi dilakukan oleh KPHI dan Itjen Kemenag. Seleksim diikuti ASN Kantor Kemenag, termasuk guru madrasah, penyuluh, dan penghulu KUA dan tenaga profesional lainnya. "Tahapan seleksi tingkat kabupaten/kota meliputi seleksi administrasi dan seleksi kompetensi/tes tertulis," katanya.
Khoirizi memastikan, Kemenag kabupaten/kota akan memilih peserta terbaik sejumlah dua kali lipat dari kuota yang ditetapkan untuk mengikuti seleksi tingkat provinsi. "Hasil seleksi akan diumumkan pada 28 Februari di Kankemenag setempat," lanjutnya.
Selanjutnya kata Khoirizi, peserta yang lolos seleksi di kabupaten/kota, akan mengikuti seleksi tingkat provinsi. Seleksi tingkat provinsi dilaksanakan di Kanwil Kemenag Provinsi pada 5 Maret 2019. Seleksi tingkat provinsi berupa tes kompetensi berbasis CAT dan wawancara dan atau praktik. "Hasil seleksi tingkat provinsi akan diumumkan pada 8 Maret di Kanwil Kemenag Provinsi," terangnya.
Kakanwil selanjutnya akan melaporkan hasil seleksi tersebut ke Ditjen PHU untuk ditetapkan sebagai PPIH Arab Saudi 1440H/2019M. "Untuk seleksi di tingkat Eselon I, akan digelar pada 4 April di Asrama Haji Pondok Gede," tandasnya.
Kepala Seksi Pembinaan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag DI Yogyakarta Imam Khoiri mengatakan, seleksi di wilayahnya diikuti 106 peserta, terdiri atas 40 peserta untuk formasi Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI), 26 peserta untuk Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI). TPIHI ini berasal dari unsur ormas, antara lain: NU dan Muhammadiyah, 14 peserta formasi layanan konsumsi, 13 peserta layanan akomodasi, 7 peserta layanan transportasi, serta 3 peserta SISKOHAT."Ada juga tiga peserta seleksi pembimbing ibadah yang akan tergabung dalam petugas nonkloter," ujarnya. Seleksi akan dilakukan di lima Kankemenag Kabupaten/Kota di Kanwil Kemenag Yogyakarta.