IHRAM.CO.ID, JAKARTA – Ramadhan adalah bulan istimewa bagi umat Islam. Pada bulan ini, semua amalan ibadah pahalnya dilipat gandankan menjadi 1.000 kali dibandingkan bulan–bulan lain.
Maka tidak heran banyak orang berlomba–berlomba melakukan amalan ibadah sebanyak–sebanyaknya salah satunya umrah pada Ramadhan.
Ustaz Khalid Basalamah mengatakan, umrah pada Ramadhan sangat ditekankan. Sebab, berdasarkan hadis Nabi SAW, pahala umrah pada Ramadhan sama seperti pahala haji bahkan seperti berhaji dengan Rasulullah.
Umrah dua sampai tiga hari sudah bisa selesai sedangkan haji baru selesai enam hari namun pahala haji bisa didapatkan ketika umrah pada Ramadhan.
“Umrah dan haji adalah salah satu penyebab datangnya rezeki jadi jangan ragu untuk mengeluarkan biaya untuk umrah,” ujarnya.
Selain umrah sudah memiliki pahala dahsyat tersendiri, kata dia, orang yang melakukan umrah pada Ramadhan juga mendapatkan keutamaan-keutamaan ibadah di Masjid al-Haram.
Dia memaparkan, ibadah di Masjid al-Haram memiliki pahala 1.000 kali lipat dibandingkan dengan ibadah di tempat lain. Jika lima waktu shalat di Masjid al-Haram dimisalkan 100 ribu hari, lalu dikalikan jumlah hari dalam setahun 365 hari, jumlahnya sebesar 274 tahun. Sehingga, satu kali shalat di Makkah pahalanya seperti 274 tahun shalat di Indonesia.
Khalid menjelaskan, shalat di Makkah pahalanya seperti 274 tahun shalat di Indonesia. Hitungan tersebut jika shalat sendrian lalu bagaimana bila shalat berjamaah?
Jika shalat berjamaah pahalanya 25 kali lipat lalu dikalikan dengan 274 tahun, akan keluar angka 6.500 tahun. “Pahala 6.500 tahun jika kita bandingkan dengan biaya yang kita keluarkan untuk umrah, biaya itu tidak ada apa–apanya,” kata Khalid.
Biaya yang dikeluarkan untuk umrah adalah sedekah paling besar apalagi dikeluarkan pada Ramadhan karena sedekah paling utama adalah pada Ramadhan.
Hal ini belum termasuk mendapatkan pahala berkali lipat dari keutamaan–keutamaan lainnya. “Lalu mengapa kita tidak pergi umrah,” tutur dia.
Dia mengutip hadis Nabi bahwa haji yang dikerjakan secara berkesinambungan akan menghilangkan kesusahan hidup dan kemiskinan sebagaimana api menghilangkan karat pada besi. “Umrah dan haji adalah penyebab datangnya rezeki,” tutur dia.
Khalid memberikan contoh kasus jamaah yang pernah bertanya kepadanya, jamaah tersebut mempunyai uang Rp 40 juta, lalu dia menanyakan lebih baik membuka usaha terlebih dahulu atau melaksanakan umrah.
Khalid menyarankan untuk pergi umrah dulu sebab di sana bisa meminta diberikan rezeki plus bisa mendapatkan keutamaan–keutamaannya. Namun, jika umrah dihadapkan dengan membayar hutang yang hukumnya wajib, harus mendahulukan membayar utang dahulu.
Dia menyarankan untuk melaksanakan umrah dan haji secara berkesinambungan, karena menurut hadis Nabi antara umrah ke umrah dan haji ke haji bisa meleburkan dosa dan dijaga dari melakukan dosa–dosa besar.