IHRAM.CO.ID, JAKARTA — Komisioner Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI) Bidang Kesehatan, dr Abidinsyah Siregar, berharap dengan menyelenggarakan tata kelola kesehatan haji yang baik dan benar, angka risiko tinggi jamaah haji Indonesia setiap tahunnya bisa diturunkan. Pasalnya, selama lima tahun terakhir, angka resiko tinggi jamaah haji Indonesia kian meningkat.
Ia menuturkan, lima tahun lalu angka risiko tinggi jamaah haji Indonesia masih di kisaran 40-50 persen. Namun tahun lalu, menurutnya, sudah mencapai 67,75 persen. Ia mengatakan, tidak menutup kemungkinan musim haji tahun ini angka risiko tinggi jamaah haji Indonesia bisa menyentuh angka 70.
"Dengan pemeriksaan kesehatan secara teratur, faktor resiko itu bisa dihilangkan, otomatis jamaah risiko tinggi bisa diturunkan," lanjutnya.
Lebih lanjut, Abidinsyah mengatakan bahwa meningkatnya angka risiko tinggi jamaah tersebut menunjukkan bahwa kondisi kesehatan jamaah Indonesia itu buruk. Hal itu karena, menurutnya, jamaah kerap menyimpan masalah kesehatan yang perlu diwaspadai.
Padahal, penyakit atau faktor risiko tersebut sebenarnya bisa dikendalikan. Dalam hal ini, ia menekankan agar calon jamaah memeriksakan diri lebih dini dan dari jauh hari sebelum keberangkatan ke Tanah Suci. Di samping itu, ia juga mengimbau agar dokter aktif memberikan saran, khususnya bagi calon haji.
"KPHI berharap dokter pemeriksa kesehatan haji bersungguh-sungguh memperhatikan faktor risiko calon jamaah haji, seperti penyakit kronis dan kebiasaan merokok," tambahnya.