Rabu 10 Apr 2019 08:04 WIB

Kawal Kesehatan Jamaah Haji

ibadah haji merupakah ibadah yang penuh dengan aktivitas fisik.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Agung Sasongko
Haji
Haji

IHRAM.CO.ID, JAKARTA — Kemeneterian Kesehatan (Kemenkes) RI menggelar sosialisasi hasil Ijtima Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang istithaah kesehatan jamaah haji. Sosialisasi ini dihadiri perwakilan MUI, Kemenag dan Dinas Kesehatan Provinsi Kabupaten Kota.

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI drg Oscar Primadi, MPH mengatakan, bahwa akhir tujuan utama penyelenggaraan kesehatan haji adalah membantu jamaah haji dapat menjalankan ibadahnya secara lengkap sesuai dengan ajaran agama Islam. 

Baca Juga

"Tanpa bahaya, tanpa membahayakan keselamatan pribadi dan juga jamaah yang lain," katan drg Oscar Primadi, MPH saat memberikan arahan kepada peserta sosialisasi hasil Ijtima MUI Tentang istithaah kesehatan jamaah haji, Selasa (9/4) malam.

Untuk itu, setiap jamaah haji kesehatannya harus dikawal, semenjak dari Tanah Air sampai di Tanah Suci. Karena hal itu menjadi tolak ukur semua unsur pemerintah secara bersama-bersama.

"Bahwa tujuan akhir dari pada ibadah haji ini kita inginkan hal-hal seperti itu yang terjadi," katanya.

Dengan kata lain, kata Oskar bahwa penyelenggaraan kesehatan haji ini ditujukan agar para jamaah haji dapat beraktifitas dan dapat menjalankan rukun dan wajib hajinya secara baik, dan tentunya seperti yang telah disyaritkan Allah dan Rasulnya. 

"Kita semua sepakat bahwa ibadah haji merupakan ibadah yang penuh dengan aktivitas fisik," ujarnya.

Proses penyelenggaraan haji di Tanah Suci dilaksanakan dalam massa yang padat dan dalam kondisi lingkungan seperti cuaca, iklim dan kondisi sosial budaya yang semuanya berbeda dengan di Tanah Air.

"Panas sama tetapi mungkin dari sisi iklimnya yang berbeda," katanya.

Begitu juga halnya dengan kepadatan orang pada saat yang sama, menuju satu titik yang sama. Tentunya hal ini akan berdampak pada kondisi kesehatan dan keselamatan jaamah itu sendiri.

Karena, kata Oskar, aktivitas fisik di massa yang padat dan perbedaan kondisi lingkungan sosial dan budaya itu akan mempengaruhi kondisi kesehatan jamaah itu sendiri. Sehingga ketika mengalami gangguan kesehatan atau sakit maka tentunya akan berimplikasi kepada ibadah.

"Ya barang kali kita sudah memahami betul bahwa bagaimana kondisi begitu banyak orang ketika cuaca panas akan sangat berpengaruh terhadap hal-hal tadi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement