IHRAM.CO.ID, BANDUNG -- Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Jawa Barat memberikan lampu hijau terkait keberangkatan calhaj melalui Bandara Internasional Kertajati. Dukungan itu sejalan dengan pernyataan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil .
Menurut Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Jabar Azam Mustazam, Kanwil (Kemenag Jawa Barat) itu pelaksana teknis dari Kementerian Agama pusat. Karena, Kemenag itu vertikal.
"Kemudian memang betul kalau Pak Gubernur (Ridwan Kamil) bahwa Bandara Kertajati ingin bisa dimaksimalkan untuk melayani Haji. Kami sepakat dan mendukung sangat mendukung sekali," ujar Azam kepada wartawan, Jumat (12/4).
Azam mengatakan, Kemenag Jabar sebagai pelaksana teknis penyelenggaraan haji ditingkat wilayah tetap dalam koridor instruksi pusat sebagai pengambil keputusan. Sebab, ini berkaitan dengan kordinasi otoritas Bandara di Makah atau Jedah.
Selain itu ada pelibatan enam Kementerian saat para jamaah haji itu harus diberangkatkan. Misalnya, dari urusan kesehatan, dan kesiapan dokumen yang biasanya dilakukan sebelum tiba di bandara.
"Jadi pemberangkatan Haji enggak kaya Umrah. Jumlahnya juga banyak dan masif sehari bisa tiga kloter dengan 1.230 jamaah dan 6 petugas di setiap kloternya. Tapi saya memang masih berharap di Kertajati," papar Azam.
Pada haji tahun ini, Jawa Barat memberangkatkan sekitar 38.582 calon haji (Calhaj). Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, rencananya penggal lantai dua Bandara yang terletak di Kabupaten Majalengka ini akan dimaksimalkan untuk asrama sementara.
Tentu ini sebagai solusi sementara dimana pihaknya melakukan rencana pembangunan asrama sementara untuk kepentingan tersebut. Sebab memang seharusnya Bandara keberangkatan harus dilengkapi embarkasi.
"Kita akan merenovasi lantai atasnya untuk asrama hajinya jadi tidak di tempat lain. Jadi lantai bawah penumpang, atasnya asrama. Jadi nginep di atas turun langsung take off, itu dulu," ujar Emil, sapaan akrabnya, di Gedung Sate.
Area terminal Bandara Kertajati yang masih sangat luas dinilai Emil cukup representatif. Dengan tiga bulan waktu tersisa pembangunan bisa selesai sebelum kloter pertama diberangkatan. Untuk itu, Emil pun menugaskan Sekda Jabar Iwa Karniwa untuk berkoordinasi dengan Kementerian Agama. "Keputusannya dari Kemenag sedang diproses oleh Pak Sekda," katanya.