IHRAM.CO.ID, JAKARTA — Mendengar pemberian tambahan 10 ribu kuota jamaah haji dari Kerajaan Arab Saudi kepada pemerintah Indonesia, Kementerian Agama (Kemenag) RI langsung menggelar rapat siang ini. Pasalnya, banyak implikasi yang harus dipertimbangkan jika penambahan kuota ini dilakukan secara mendadak.
Dirjen Pengelolaan Dana Haji dan Umroh Kemenag RI, Maman Saefullah, mengungkapkan belum bisa memberi tahu hasil rapat lantaran akan langsung disampaikan Menag. “Barusan ini kami rapat terkait itu. Nanti mungkin disampaikan langsung oleh Pak Menteri ya,” ujar dia saat dihubungi Republika.co.id, Senin (15/4).
Lebih lanjut ia menjelaskan, surat ini belum resmi karena baru diberikan Kerajaan Arab Saudi kepada Kementerian Luar Negeri RI, dan belum sampai di Kemenag RI. Sehingga belum ada bahasan juga bagaimana kelanjutan penambahan kuota haji tersebut.
Belum lagi banyak implikasi yang harus disiapkan pemerintah, jika penambahan kuota haji ini ingin diberlakukan tahun ini. Misalnya untuk dari anggarannya saja, masih harus ditanyakan kepada Badan Pengelolaan Keuangan Haji (BPKH) apakah bisa menyediakan uang tersebut.
“Implikasi lainnya, apakah DPR siap untuk membahas itu karena DPR sedang dalam masa reses, dan ini perlu dicek kembali apakah di undang-undang membolehkan rapat atau tidak. Karena itu sedang dibicarakan,” jelas Maman.
Ia belum bisa memaparkan lebih jauh, lantaran Menag yang akan menyampaikan langsung terkait hal ini. “Nanti disampaikan Pak Menteri secara lengkap ya. Hanya itu indikasi-indikasi kami,” tutup Maman.
Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi VIII DPR-RI Ace Hasan Syadzily mengungkapkan, jumlah kuota haji Indonesia telah bertambah sebanyak 10 ribu jamaah. Tambahan itu muncul setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertemu dengan Raja Salman di Riyadh, Arab Saudi, pada Ahad (14/4). Sebagai informasi, saat ini kuota jemaah haji RI sebanyak 221 ribu jamaah.
"Keputusan penambahan kuota haji ini disampaikan saat pertemuan Presiden Jokowi dengan Raja Kerajaan Arab Saudi, Raja Salman di Istana Pribadi Raja (Al-Qahr al-Khas) di Riyadh, Ahad 14 April 2019," kata Ace Hasan Syadzily dalam keterangan tertulisnya, Senin (15/4).
Menurut Ace, penegasan keputusan itu juga disampaikan kembali Putera Mahkota Kerajaan Arab Saudi, Muhammad bin Salman (MBS). MBS sebelumnya telah menerima kedatangan Presiden Jokowi pada hari yang sama.
Penambahan kuota haji itu dinilai bermanfaat dalam mengurangi daftar tunggu jamaah haji Indonesia yang kini rata-rata mencapai 18 tahun. Bahkan, umpamanya, di Sulawesi Selatan daftar tunggu itu bisa mencapai 40 tahun.
"Tambahan ini merupakan upaya diplomasi Presiden Jokowi yang secara khusus kepada Pemerintahan Kerajaan Arab Saudi," tambahnya.
Politikus Partai Golkar itu mengklaim, penambahan kuota haji itu merupakan salah satu bukti kedekatan diplomatik antara Indonesia dan Kerajaan Arab Saudi saat ini. Karena itu, dirinya menilai kunjungan Presiden Jokowi ke Arab Saudi kemarin patut diapresiasi.